Al-Amien Prenduan,TMI – Dalam rangka menjaga semangat tradisi berbahasa santriwati, khususnya bahasa Arab dan Inggris, Ma’had TMI Putri gelar Talkshow Kebahasaan di Kafe Teras Purum, Jum’at (11/11).
Baca Juga: TMI Putri Gali Bakat Menulis Lewat Workshop Penulisan Cerpen
Talkshow yang diadakan khusus untuk para santriwati yang mengikuti Muhadhoroh Khossoh ini, menghadirkan Ustadzah Robiatul Adawiyah dan Kak Nailiy Khoiriyah sebagai narasumber, yang dimoderatori oleh Ustazah Durrotun Adilla. Dengan kehadiran mereka bertiga, suasana Talkshow menjadi hidup.
Ustazah Robiatul Adawiyah menceritakan pengalaman-pengalamannya saat menjadi santri. Terutama kedekatannya dengan bahasa. Bahkan, ia pernah menjadi salah satu peserta di ajang kompetisi bergengsi GAZA, yang digelar oleh UIN Maliki Malang.
“Kita sebagai santriwati harus pandai dalam berbahasa, khususnya bahasa Arab, mengapa? Karena bahasa Arab adalah mahkota pondok kita,” terang Ustazah Robiatul Adawiyah di hadapan para peserta.
Ketua Markaz al-Lughah putri itu berharap, agar apa yang ia sampaikan dapat bermanfaat dan menjadi motivasi bagi seluruh santriwati, untuk terus mengembangkan bahasanya lewat even-even perlombaan. “Saat itulah kita dapat membuktikan, bahwa santri TMI juga bisa berprestasi,” ujarnya.
Sementara itu, Kak Naily Khoiriyah juga menegaskan agar para santriwati tidak boleh merasa malu saat berbicara menggunakan bahasa Arab, “Jangan merasa malu saat ada orang lain yang meremehkan kalian. Karena saat kalian sukses dan berhasil, mereka akan terbungkam dengan sendirinya,” tegas pengurus Bagian Bahasa ISTAMA tersebut.
Selain itu, Kak Naily juga berharap dengan motivasi-motivasi yang ia sampaikan, para santriwati nantinya dapat termotivasi untuk mau belajar dan berkembang dalam melakukan apa pun. Khusunya mau dan berani untuk berbicara mengunakan bahasa resmi.
Selain penyampaian materi, santriwati juga diberi kesempatan untuk bertanya kepada Narasumber. Salah satunya tentang bagaimana meningkatkan kemampuan diri. Dengan jawaban lugasm Ustadzah Robiatul Adawiyah menjawab, bahwa ketika seseorang ingin bangkit menjadi lebih baik, jangan pernah merasa malu kepada orang lain. “Kalian harus mengesampingkan rasa malu kalian dengan berani untuk maju. Karena, ketika kalian ingin bangkit dan tetap merasa malu, maka selamanya kemampuan yang kalian miliki akan sia-sia,” tuturnya.
Acara ini berlangsung lancar dan santriwati tampak semangat dan antusias dalam menyimak pesan-pesan yang disampaikan oleh narasumber dan sesekali mencatat dan mengajukan pertanyaan.
Saat ditemui diakhir acara, Ustadzah Durrotun Adilla selaku salah satu pengurus bagian perpustakaan Marhalah Aliyah berharap acara semacam ini bisa memperkaya wawasan santriwati dan memfungsikan Kafe Teras Purum, sebagai media pengembangan kreatifitas santriwati.
Baca: Amaliah Tadris, Jantung Program Santriwati Nihaie
Ustadzah kelahiran Bangka Belitung tersebut juga memaparkan alasan kenapa memilih tema Talkshaw Kebahasaan, “Karena sekarang adalah momentum usbu’ul lughoh sekaligus pelatihan bagi para santriwati dalam berbahasa,” jelasnya, seraya berharap, agar acara semacam ini, akan tetap berlangsung secara konsisten. Sehingga santriwati dapat menjadi santriwati yang smart people. (Din)
Pingback: Diklat KKS, Komitmen TMI Latih Jiwa Kepemimpinan Santriwati | TMI Al-Amien Prenduan
Pingback: Mudir Ma'had TMI Putri Kukuhkan Anggota DPS Tidak Tetap | TMI Al-Amien Prenduan
Pingback: Jelang Tahun Pemilu, TMI Adakan Ngopi Politik Bersama Alumnus Sukses | TMI Al-Amien Prenduan