Al-Amien Prenduan, TMIUsai menyelenggarakan Panggung Gembira 635, santriwati kelas akhir beranjak mengikuti program Nihaie selanjutnya, praktik mengajar. Program yang dikenal dengan Amaliyah Tadries al-Namūdajiyah dan al-Ikhtibāriyah (ATN-ATI) merupakan jantung dari program Nihaie. Kegiatan wajib ini, diikuti oleh seluruh santriwati kelas akhir, untuk membentuk alumni Mu’allimat yang berjiwa guru.

Baca Juga: Panggung Gembira 635 Media Kreativitas Santriwati Kelas Akhir

Amaliyah Tadries al-Namūdajiyah (ATN) merupakan program pelaksanaan praktik mengajar percontohan, yang akan dipraktikkan oleh santriwati Nihaie pilihan. Sementara Amaliyah Tadries al-Ikhtibāriyah (ATI), praktik yang wajib dilaksanakan oleh seluruh santriwati Nihaie lainnya.

Program ATN-ATI, diawali dengan pengarahan penulisan i’dādu al-tadries dan cara pelaksanaannya, Rabu (01/11), di Gedung Serba Guna (GESERNA). Di hari pertama, para santri memperoleh pembekalan dalam tiga sesi: pengarahan khutuwāt al-tadries (tata cara mengajar); penulisan i’dādu al-tadries (persiapan mengajar) dan pencatatan naqd al-tadries (kesalahan mengajar).

Pada sesi pertama, Mudir ‘Aam TMI Al-Amien Prenduan, Ust. H. Ahmad Tijani Syadzili, Lc., menyampaikan pengarahan khutuwāt al-tadries. Menurut beliau, kesuksesan seorang pengajar, ditentukan oleh dilaksanakannya cara-cara mengajar sesuai prosedur yang ditetapkan oleh pondok. “Oleh sebab itu, jangan sekali-kali melewatkan tahapan-tahapan yang tertera dalam buku khutuwāt al-tadries,” tegasnya.

Selain itu, Ustadz Tijani juga menyampaikan beberapa hal penting, yang perlu dilakukan oleh seorang pengajar, sesuai materi yang diajarkannya. “Jadi masing-masing materi, berbeda cara menyampaikannya. Itu yang perlu kalian pahami,” tambahnya lagi.

Sementara itu, pada sesi kedua, para santri mendapatkan materi tentang penulisan i’dādu al-tadries dari Ust. H. Suhaimi Zuhri, M.Pd. Beliau menyampaikan, bahwa penulisan i’dādu al-tadries, akan membantu seorang pengajar mempersiapkan materi yang diajarkan. “Bukan hanya guru-guru baru, bahkan guru-guru senior pun, masih menulis i’dādu al-tadries, sebelum mereka mengajar,” akunya.

Pembekalan penulisan i’dādu al-tadries, tambah Ustadz Suhaimi, merupakan salah satu tahapan penting yang perlu dipersiapkan oleh seorang pengajar. Termasuk, bila perlu menggunakan media-media aplikatif, agar materi tersampaikan dengan baik. “Bila kalian merasa membutuhkan media saat menyampaikan materi; seperti gambar, tongkat dan lain-lain, kalian bisa membawa dan memakainya di dalam kelas,” kembali beliau menganjurkan.

Sebagai bahan evaluasi ATN-ATI, maka pada sesi terakhir Ust. Ainurrahman Abbasi menyampaikan materi tentang pencatatan naqdu al-tadries. Materi ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan saat ujian praktik mengajar. “Poin penting yang harus antum tahu, apakah pengajar sudah sesuai dan mengikuti khutuwāt al-tadries yang sudah ditetapkan? Apakah materi yang diajarkan sudah sesuai dengan i’dādu al-tadries? Itu yang akan kalian catat,” pesannya.

Baca Juga: Memukau, Panggung Gembira Santri Niha’ie Usung Tema Budaya dan Pancajiwa

Acara pengarahan dan pembekalan ini berlangsung lancar. Santriwati Nihaie tampak antusias menyimak para pemateri, dengan sesekali mencatat dan bertanya. Selanjutnya, untuk tahap pemantapan persiapan praktik mengajar mereka, panitia Nihaie mengagendakan pertemuan antara santriwati Nihaie dengan guru-guru master, untuk masih-masing materi pelajaran, Kamis (02/11), pukul 10.00 WIB, di GESERNA.

Menurut Usth. Dewi Ratna, santriwati kelas akhir begitu bersemangat mempersiapkan diri untuk kegiatan wajib ini. Mereka mulai mendatangi para pengajar untuk berkonsultasi dan menulis i’dadu al-tadries. “Dengan dilaksanakannya kegiatan penting ini, diharapkan seluruh santriwati kelas akhir memiliki kemampuan mengajar, sesuai dengan khutwatu at-tadries yang berlaku di pondok tercinta ini,” pungkas OC. Niha’ie Putri tersebut.(sh)

2 thoughts on “Amaliah Tadris, Jantung Program Santriwati Nihaie

  1. Pingback: TMI Putri Gali Bakat Menulis Lewat Workshop Penulisan Cerpen | TMI Al-Amien Prenduan

  2. Pingback: Talkshow Kebahasaan, Media Motivasi Santriwati | TMI Al-Amien Prenduan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.