Seiring berkembangnya zaman, teknologi memberanikan dirinya untuk muncul di dunia ini. Hal tersebut membuat dunia berubah drastis. Perubahan-perubahan tersebut dapat dikenang dan diingat dengan adanya bukti, salah satunya dengan foto yang diabadikan. Dengan adanya foto, akan memudahkan untuk mengenang, mengingat dan membuktikan bahwa hal tersebut itu “ada”. Oleh karena itu fotografi memiliki peran yang penting dalam perkembangan zaman ini.

Fotografi sudah tidak asing dalam telinga kita, fotografi sering diibaratkan dengan kegiatan mengambil foto menggunakan kamera dan berbagai alat serupa. Kata fotografi berasal dari bahasa Yunani, yakni photos dan grafos. Photos berarti cahaya, sedangkan grafos artinya menggambar atau melukis. Secara umum, fotografi merupakan metode atau cara penghasilan foto dari suatu objek atau subjek dari hasil pantulan cahaya yang mengenainya, dan direkam lewat media berupa kamera yang peka terhadap pencahayaan. Fotografi berkembang dengan pesat, baik dari alat, teknik dan teori.

Tetapi fotografi bukan hanya sekedar mengambil foto saja, jika kita mendalami makna dari fotografi itu sendiri, sangatlah luas. Mulai dari komposisi dalam fotografi, teknik pemotretan, Image editing, segitiga eksposur dan sebagainya. Selain itu fotografi bukan hanya mengenai pemotretan saja, ia juga berkaitan dengan perasaan dan seni. Seperti yang dikatakan oleh seorang fotografer profesional, Darwis Triadi, “fotografi itu bukan masalah tajam atau tidak, terang atau gelap, tetapi mengenai perasaan, mood, jadi lambat laun kita akan paham, bahwa fotografi itu bagian dari sebuah seni dan juga memiliki perasaan.”

Nilai dari sebuah foto itu tergantung pada sang fotografer itu sendiri. Fotografer yang paham akan teknik, seni, dan makna fotografi akan menghasilkan foto yang bagus dan juga memiliki makna serta nilai seni di dalamnya. Foto yang dianggap bagus, mudah untuk didapatkan. Tetapi, yang bernilai seni dan bermakna, itu sulit didapatkan. Terkadang sebuah foto itu bagus secara umum, tapi tidak memiliki nilai seni dan kurang bermakna di dalamnya. Sebenarnya, penilaian terhadap sebuah foto tidak bisa dinilai oleh satu orang saja, butuh berbagai orang untuk menilai apakah foto tersebut benar-benar “bernilai” atau tidak, penilaian yang serius biasa dilakukan ketika terdapat sebuah lomba yang pastinya dinilai oleh juri-juri yang sudah paham betul akan fotografi. Selain itu, sebuah foto juga bisa ternilai dari segi sejarahnya, misalnya foto kapal Titanic sebelum tenggelam.

Itulah mengapa ada sebuah foto yang bernilai dan dijual mahal. Salah satu foto yang terjual mahal ialah foto yang diambil oleh Edward Steichen pada tahun 1904 dengan judul “The Flatiron.” Foto tersebut telah terjual pada tahun 2022 dengan harga 11.84 juta dolar atau setara dengan 176 juta rupiah. Ada tiga sebab utama kenapa foto tersebut terjual mahal, pertama foto tersebut ikonik, kedua terdapat nilai sejarah di dalamnya, ketiga versi cetak dari foto tersebut atau aslinya langka, dimana hanya terdapat tiga di dunia ini, itupun setiap foto yang dicetak memiliki warna yang berbeda akibat cetakan yang digunakan pada tahun itu tidak secanggih sekarang.

Jadi, dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fotografi itu tidak sembarangan. Jika kita benar-benar mendalami fotografi, maka lambat laun kita akan paham bahwa fotografi bukan hanya sekedar potret-potret saja, melainkan terdapat kenangan, perasaan, dan juga bermakna, serta bernilai di dalamnya, entah bernilai sejarah, ikonik, seni dan sebagainya. Oleh karena itu jangan meremehkan fotografi. Fotografi itu sungguh berharga.

One thought on “Fotografi Itu Berharga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.