Kehidupan yang kita jalani tentunya memerlukan pemimpin di dalamnya.Pemimpin seperti apa yang diinginkan masyarakat? Tentu saja pemimpin yang memahami keadaan masyarakat secara keseluruhan di berbagai aspek yang tertuang di bawah kepemimpinannya, bukan pemimpin otoriter, egois, cenderung memikirkan dirinya sendiri dari pada masyarakat. Tugas pemimpin adalah bertangung jawab atas masyarakat, mengemban amanah yang telah dipercayakan untuknya dalam memakmurkan masyarakat, bukan justru menjatuhkan.

Kekuatan seorang pemimpin dalam masyarakat sangtlah berpengaruh, baik dari aspek penentuan keputusan, penyelesaian masalah, dan kemajuan suatu kedaulatan. Karenanya, kita membutuhkan pemimpin yang mampu dan bisa memimpin kedaulatan dengan baik. Pemimpin yang baik tidak akan tinggal diam melihat masyarakat di sekitarnya kelaparan, bencana alam dengan banyak korban tidak terselamatkan, pengganguran bertebaran. Apa jadinya jika suatu kedaulatan memiliki pemimpin yang acuh tak acuh atas keadaan sekitar, dan hanya mementingkan diri sendiri, hidup dalam kemewahan.

Ditunjuknya seorang pemimpin memerlukan banyak pertimbangan, tidak asal-asalan. Pemilihan pemimpin tanpa pertimbangan akan berdampak pada banyak hal. Seperti ketidak puasan masyarakat, darinya akan timbul perlawan, protes dan kerusuhan sosial. Keputusan buruk, karena kurangnya analisis pada keadaan masyarakatnya, pemgambilan keputusan tidak disesuaikan dengan kebutuhan. Ketidak stabilan ekonomi, dengan kebijakan yang diambil seorang pemimpin tidak sesuai dengan lapangan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan, dan stabilitas finansial dan masih banyak lagi dampak tidak baik yang didapat tanpa pertimbangan dalam pemilihan seorang pemimpin. Ini hanyalah gambaran singkat pemilihan pemimpin yang tidak tepat. Dapat kita bayangkan seberapa tidak berjalannya keserasian masyarakat dan pemimpinnya sendiri.

Pencegah terpilihnya pemimpin yang tidak baik dapat kita lihat dari beberapa aspek, yakni; pertama integritas, pemimpin yang baik berkomitmen untuk bertindak dengan jujur, konsisten, dan adil dalam semua keputusan dan tindakan mereka. Kita bayangkan saja, jika kita memiliki pemimpin yang tidak jujur, tidak konsisten dan tidak adil, maka akan jadi apa kedaulatan di bawahnya. Satu saja kebohongan, akan menimbulkan kebohongan lain. Ketidakkonsistenan dalam mengambil keputusan akan menimbulkan masalah lain. Ketidakadilan juga akan menimbulkan perbedaan dalam penegakan hukum pada golongan atas dan bawah. Mengingat bahwa terkadang hukum itu sendiri layaknya mata pena, tajam ke bawah tumpul ke atas.

Kedua, visi dan rencana aksi. Visi yang jelas untuk masa depan dan perumusan rencana aksi konkret untuk mencapai tujuan dapat menginspirasi dan membimbing orang-orang menuju visi tersebut. Visi itu sendiri menggambarkan pencapaian kegiatan ke depannya di bawah kedaulatannya.

Ketiga, kemampuan komunikasi yang baik. Komunikasi merupakan kunci dalam kepemimpinan. Pemimpin yang efektif dapat menyampaikan pesan dengan jelas, mendengarkan dengan empati, dan berkomunikasi secara efektif dengan berbagai pihak. Mudah saja baginya menyelesaikan masalah dengan pemikiran matang yang sudah disiapkan sebelum masalah itu sendiri datang.

Kita sebagai masyarakat yang akan dipimpin memiliki hak dalam memilih pemimpin seperti apa yang tepat dalam mengemban amanah kepemimpinannya. Hak untuk memilih pemimpin merupakan hak demokratis yang mendasar, mencerminkan suara dan aspirasi rakyat, dalam menjalankan hak ini. Sebagai warga negara, kita perlu memahami bahwa tanggung jawab untuk memilih bukanlah sekadar hak, tetapi juga suatu kewajiban yang berdampak besar pada arah dan masa depan negara atau organisasi.

Memilih pemimpin yang tepat adalah keputusan penting yang tidak hanya memengaruhi kehidupan kita, tetapi juga nasib bersama. Oleh karena itu, kita harus melibatkan diri secara aktif dalam proses pemilihan, melakukan penelitian, mendengarkan dengan seksama, dan mengevaluasi calon pemimpin berdasarkan kualitas kepemimpinan yang diharapkan. Ini melibatkan pemahaman mendalam terhadap visi, nilai, dan rencana aksi calon pemimpin, serta kemampuan mereka dalam mengatasi tantangan dan memimpin dengan kebijaksanaan. Selain itu, kita perlu memahami bahwa kepemimpinan yang baik tidak hanya mengandalkan pemimpin secara individu, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dan dukungan dari masyarakat.

Setelah pemilihan, tanggung jawab kita tidak berakhir di bilik suara. Sebagai masyarakat, kita harus terus mengawasi, memberikan umpan balik, dan mendukung pemimpin yang terpilih untuk menjalankan amanahnya dengan baik. Partisipasi aktif dalam memilih pemimpin dan berkontribusi dalam pembangunan masyarakat adalah langkah penting menuju perubahan positif dan kemajuan. Oleh karena itu, mari bersama-sama membentuk suatu tatanan kepemimpinan yang adil, bertanggung jawab, dan berorientasi pada kepentingan bersama. Dengan begitu, kita dapat memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan oleh masyarakat, dan mampu membawa kemajuan yang berkelanjutan bagi kita semua.