“Dunia tidak mencintai kita, ibu”

Menjadi tulisan dinding yang amat menyentuh perhatian dunia, beberapa pekan terakhir dunia seakan berhenti sejenak dari runitas individual, mata dunia tertuju pada kota Gaza di Palestina. Di tengah fakta genosida Israel yang  kejam dengan menyerang penduduk sipil terlihat raut wajah anak anak yang kehilangan waktu bermain.

Kehilangan memanggil mama dan baba dengan leluasa, kehilangan tempat belajar, kehilangan rutinitas bermain dengan bebas. Namun ada yang menakjubkan, mereka tidak kehilangan ”Identitas” sebagai Muslim.

Keimanan yang kuat rasa cinta pada Rasulnya dan keikhlasan mengabdi pada Rabb nya telah menampar kita yang berada di negara yang aman, saat mereka tersenyum dengan ikhlas dan berfikir semua adalah perjuangan mencari Ridho Nya, sedang kita menangis karna terkadang sering lalai dalam urusan Agama.

Anak anak Gaza memang Istimewa, dalam waktu sekejap bahasanya menggugah gairah keislaman di berbagai penjuru dunia untuk “Wake up” dari gemerlap dunia, dan menyadarkan berbagai penduduk dunia, bahwa Islam agama Rahmatan lil ‘Alamien.

Semua takjub dengan akhlak anak-anak Gaza yang sabar tapi kuat, mungkin benderanya tidak leluasa berkibar di negaranya tapi benderanya selalu berkibar di sebagian belahan dunia. Terimakasih privilage anak-anak Gaza, tidak harus emenjadi dewasa untuk mengajarkan makna kehidupan dunia.

2 thoughts on “Privilage Anak Gaza

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.