Saya ingin membagikan pemikiran saya sebagai motivasi bagi yang sedang mengabdi, baik para santri pengabdian ataupun guru pengabdian, baik para pengabdian guru dalam ataupun pengabdian alumni di luar Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Antara bekerja dan mengabdi memiliki makna yang sangat berbeda. Bekerja ialah mengeluarkan tenaga untuk mendapatkan uang, sedangkan pengabdian yaitu mengeluarkan tenaga dengan penuh pengorbanan dan perjuangan tanpa mengharapkan upah. Bekerja memiliki hari-hari libur yang sangat banyak, namun pengabdian hanya hari-hari tertentu saja.

Tentu, setiap guru pengabdian juga insan biasa yang terkadang salah dalam melakukan sesuatu, ketika dalam pengabdian pasti tidak jarang ada teguran yang pedas, sindiran yang menyakitkan hati. Namun, di saat itulah kita belajar dan melihat keindahan sabar tidak ada batasnya dan ikhlas sebagai kunci segala amalnya.

Selepas melalui hari-hari berat, ketika waktu luang pasti setiap guru pengabdian menyempatkan diri untuk berbagi kisah dan pengalamannya dalam pengabdian sambil menyelesaikan tugas-tugas mereka. Saling memuji dan saling gurau merupakan hal yang terkadang biasa terjadi.

Semisal bagi abdi dalem putra bisa seperti ini, mereka saling membantu dan mereka saling membagi tugas. Terkadang mereka bekerja sendiri dan mereka kadang diawasi oleh Mudir yang sesekali mengecek dan mengevaluasi kinerja para abdi dalem ini.

Para abdi dalem harus bangun lebih awal dari santri biasanya, jika santri bangun jam 3 untuk sholat tahajud, maka para guru pengabdian harus bangun jam setengah 3. Sebab mereka harus menyiapkan semua yang akan dikerjakan setelah subuh nanti.

Mereka berkemas, mengerjakan banyak hal. Contoh kalau di Tahfidz sering disebut dengan Tasmi’. Lalu ke sekolah pagi dari jam 05.30 pagi. Bagi abdi dalem yang masih mengurus sekolah formal, mereka harus siap-siap untuk masuk sekolah jam 06.00 pagi dan tentunya mereka sudah lelah duluan sebelum mereka belajar di kelas, meskipun seperti itu para abdi dalam masih semangat untuk mengajar.

Di samping itu, bagi abdi dalem yang sudah tidak lagi mengurus sekolah formal, maka tugas mereka tidak selasai di situ juga, abdi dalem harus menyiapkan keperluan sehari-hari seperti menyiapkan kebutuhan-kebutuhan untuk jualan di kantin atau koperasi setelah jam istirahat nanti, bahkan ada sebagian dari mereka yang menjadi penjaga kantin.

Sungguh, pengabdian merupakan media sarana belajar untuk lebih sabar dan ikhlas lagi. Menjadi seorang guru merupakan profesi mulia yang mesti dimaknai lebih dari sekedar pekerjaan melainkan harus dimaknai pula sebagai sebuah pengabdian.

2 thoughts on “Indahnya Sabar dan Ikhlas dalam Pengabdian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.