Pepatah mengatakan; buku adalah jendela dunia, dan membaca merupakan kunci untuk membukanya”.  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).  

Membaca sudah seharusnya menjadi bagian dari hidup kita. Mengapa demikian?

Dalam Al-Qur’an, iqra’ yang berarti “bacalah” menjadi perintah pertama Allah SWT. yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Allah menyebutkan kata Iqra’ secara berulang kali dalam surah Al-‘Alaq. Sebagaimana yang kita tau, satu kata saja dalam Al-Qur’an pasti mempunyai makna yang begitu besar.

Mengapa iqra’ merupakan perintah pertama yang ditujukan kepada Nabi, padahal Beliau seorang yang ummi?. Dalam buku yang pernah saya baca “Wawasan Al-Qur’an” Karya M. Quraish Shihab, Iqra’ terambil dari kata yang berarti “menghimpun”, sehingga tidak selalu harus diartikan “membaca teks tertulis dengan aksara tertentu”.

Dari kata “menghimpun” ini, lahir aneka ragam makna, seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu dan membaca, baik teks tertulis maupun tidak. Iqra’ berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah cici-cici sesuatu, bacalah alam, bacalah tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri, yang tertulis dan tidak tertulis. Al-Qur’an hasil objek perintah dari kata iqra’ mencakup banyak hal.

Dengan demikian, berkumpulah perintah-perintah dalam satu perintah, dengan segala macam cara yang dapat ditempuh oleh seseorang, yang tentunya untuk meningkatkan kemampuannya. Kemampuan dalam menyikapi masalah, kemampuan mengembangkan diri dan sekitar, serta kemampuan menghadapi keseharian.

Lantas, Bagaimana jika kita lakukan setiap waktu?

Dengan pengertian bahwa membaca bukan hanya untuk sesuatu yang tertulis, namun juga yang tidak tertulis. Kontribusi terhadap apapun, mulailah dengan membaca. Membaca apa yang telah, sedang dan akan dilakukan, membaca apa yang dihadapi, membaca apa yang dilakukan orang lain, serta membaca apa yang terlihat di sekitar. Maka dengan begitu, perbaikan akan kita terima, motivasi akan kita dapatkan, wawasan akan muncul dan solusi akan kita temukan. Selanjutnya, ketika motivasi sudah kita dapat, perbaikan kita terima, solusi kita temui. Semua itu akan mengubah kita menuju perbaikan.

Ambil kacamata, mari kita baca sekitar kita.

Jika kita membaca, bukankah orang lain juga demikian?

Membaca merupakan kegiatan yang menguntungkan, dengan begitu tak akan dilewatkan oleh siapapun. Kita membaca sekitar, tentunya orang lain akan membaca sekitar. Ketika kita menjadi subjek, tentu kita juga akan dijadikan objek oleh siapapun. Lantas, bagaimana kita seharusnya? memberikan yang terbaik, melakukan yang terbaik, dan menunjukkan yang terbaik. Dengan begitu, kita akan menjadi subjek yang baik dan objek terbaik.

Mendapatkan cara baru, mendapat hal positif, mendapat wawasan luas, mendapat sudut pandang baru, mendapat pengetahuan baru. Semua itu akan kita peroleh dari membaca. sehingga memunculkan cara baru untuk melihat diri kita sendiri dan dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.