Kita tahu bahwa kesehatan itu sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Kategori kesehatan itu sendiri terbagi menjadi 4 macam, kesehatan fisik, kesehatan mental, kesehatan sosial, kesehatan ekonomi.

di era kontemporer, teknologi sangat pesat perkembangannya termasuk sosial media. sekitar 4,76 miliar umat manusia menggunakan sosial media, karena memang itu sudah menjadi kebutuhan sehari-hari dalam melakukan kegiatan apapun, pekerjaan, tugas sekolah, tugas kuliah, dan banyak lagi. Dan apa kaitannya kesehatan mental dengan sosial media?

Kita tahu bahwa penggunaan Smartphone dan media sosial sudah menjadi rutinitas semua orang setiap harinya, dan sampai saat ini hal tersebut sangat mempengaruhi kehidupan seseorang dan sudah menjadi kebutuhuan serta bagian dari gaya hidup manusia termasuk media untuk manusia berinteraksi dengan orang lain.

Media sosial memang sangat memudahkan segalanya, dirancang sebegitu canggihnya untuk menarik penggunanya membuka akun media sosial secara terus menerus, sampai dia tidak sadar bahwa sosial media juga memiliki dampak buruk. Dampak buruk itu datang kepada pengguna yang tidak tahu batasan dalam pemakaian sosial media sehingga dia berlebihan dalam penggunaannya dan tidak tahu waktu dalam artian tidak pandai membagi-bagi waktu, hingga terbuang sia-sia hanya untuk bermain media sosial.

Media sosial dapat digunakan oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia pun bisa dengan mudah mengakses jejaring sosial tersebut. Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2022 untuk melihat profil pengguna internet di sepanjang tahun 2021-2022, memberikan gambaran bahwa remaja merupakan pengguna internet tertinggi di Indonesia atau setara dengan 75,50% dari populasi di Indonesia. Dalam menggunakan media sosial, remaja cenderung rentan terpengaruh dan terkadang belum mampu memilah aktivitas yang dilakukannya di dunia maya karena emosi remaja masih belum stabil dan kerap disebut dengan remaja labil.

Seperti yang dikutip oleh World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa anak-anak serta remaja di seluruh dunia mengalami kerentanan untuk mengalami gangguan kesehatan mental akibat penggunaan media sosial, mayoritas gangguan mental yang dialami remaja akibat penggunaan media sosial berlebih yaitu gangguan kecemasan serta depresi (Anjani et al., 2022). Depresi adalah gangguan suasana hati atau mood yang ditandai dengan rasa sedih atau tertekan yang berkepanjangan dan kehilangan minat, menurut survey dari Royal Society for Public Health Inggris (RSPH), salah satu aplikasi media sosial yang dapat membuat penggunanya merasa cemas, tertekan, depresi, dan stres adalah Instagram.

Stres itu sendiri adalah serangkaian proses perilaku, mental, dan fisik yang terjadi saat organisme berusaha menghadapi peristiwa lingkungan atau rangsangan yang dianggap mengancam, stres yang memberikan dampak pada kesehatan mental remaja secara keseluruhan karena stres dapat mengganggu kestabilan emosi seseorang, terutama pada masa remaja. Perasaan tidak percaya diri, iri, dan tidak puas dengan kehidupan sendiri pun muncul ketika individu melihat berbagai postingan yang diunggah oleh pengguna media sosial yang lainnya.

Hal tersebut yang menyebabkan remaja pengguna media sosial sering merasa insecure atau hilangnya percaya diri karena mereka terlalu sibuk membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain. Bahkan penelitian menyatakan bahwa hal tersebut dapat menimbulkan depresi, dan kecemasan, dan juga yang sering terjadi adalah rasa ketergantungan terhadap sosial media, semisal ketika tidak membuka sosial media untuk beberapa menit kita merasa seperti ada yang kurang dan bahkan ada yang tidak bisa tidur sebelum dia scroll sosial media, dari situ sudah menunjukkan rasa ketergantungan yang berlebihan didalam dirinya.

Yang menjadi catatan adalah tidak semua hal itu selalu dilihat dari sosial media, yang perlu kita sadari bersama bahwa yang kita lihat di sosial media itu tidak selalu benar atau sesuai dengan realita, jangan gampang mudah percaya, hentikan rasa ketidak percayaan diri karena melihat orang yang lebih diatas dari kita hingga lupa bahwa di bawah kita masih ada orang yang mengharap ada di posisi kita, belajar bersyukur dengan apa yang kita capai saat ini, diri kita butuh kebahagiaan yang sederhana muncul dari hal-hal yang kita lakukan sebelum kita kenal dengan  sosial media, karena itu bentuk dari keperdulian kita terhadap kesehatan mental, jadilah manusia yang bijak dalam menggunakan media sosial sebagai sarana pembantu kita untuk berkomunikasi, dan sebagai media informasi, bisnis, dan banyak lagi yang bisa kita manfaatkan dengan baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.