Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan adat istiadatnya. Indonesia terdiri dari Sabang sampai Merauke. Tentu dari banyaknya budaya dan adat istiadat, maka masyarakat Indonesia memiliki keragaman agama bagi penduduk Indonesia. Hal ini adalah sesuatu yang sangat rawan terjadinya perselisihan antar agama, karena merasa bahwa agamanya adalah yang paling benar sehingga saling menjatuhkan antar agama. 

Peristiwa ini adalah sesuatu yang sangat wajar karena setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada beberapa daerah yang cenderung memiliki watak keras dan ada pula beberapa daerah yang di Indonesia yang memiliki karakter lemah lembut. Dalam al-Quran pun juga dijelaskan bahwasannya manusia diciptakan berpasangpasangan, bersuku-suku, dan juga berbangsa-bangsa. Hal tersebut dijelaskan dalam al-Quran surat al-Hujurat ayat 13 yang Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Dalam tafsir tafsir kemenag menjelaskan bahwasannya Allah Swt menciptakan manusia dengan cara bersuku-suku berbangsa-bangsa bukan untuk saling memusuhi atau saling menjelek-jelekan, akan tetapi tujuan atau maksud dari Allah Swt menciptakan manusia adalah untuk saling mengenal antara satu dengan yang lainnya.

Dari beberapa paparan di atas kita diperintahkan untuk saling bertoleransi antar perbedaan. Akan tetapi dalam bertoleransi tentu ada batas-batasnya. Sekarang jika kita melihat di media social atau di berita, kita telah dikejutkan bahwsannya dalam beragama kita harus bertoleransi sepenuhnya, banyak dari umat muslim di Indonesia yang mengikuti acara perayaan natal di beberapa daerah. Jikalau mereka yang melakukan hal itu, mereka beralasan bahwasannya Indonesia adalah demokrasi dan wajib bertoleransi.

Tentang Toleransi

Toleransi adalah suatu sikap yang penting dalam kehidupan sosial antar umat beragama. Sebagai umat islam tentu kita diwajibkan untuk bertoleransi beragama, hal tersebut telah dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 256 yang artinya: “Tidak ada paksaan untuk [memasuki] agama [Islam]; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.”

Ada yang mengatakan bahwasannya ayat ini adalah jangan kalian katakan orang yang berislam di bawah ancaman pedang bahwa dia berislam karena terpaksa. Bisa disimpulkan bahwsannya agama islam tidak memaksa kepada pemeluk agama lain untuk menganut agama islam itu sendiri. 

Akan tetapi banyak dari kaum muslimin yang ada di Indonesia salah mengartikan makna toleransi itu, mereka banyak yang mengikuti ritual-ritual beragama agama lain, yang paling mengejutkan adalah mengikuti acara perayaan natal dan umat kristiani menyanyikan doa-doa yang mereka panjatkan dan mirisnya diiringi oleh musik al-Banjari, dimana al-Banjari adalah digunakan untuk mengiringi sholawat kepada baginda Nabi Muhammad Saw. 

Natal dalam bahasa Portugis berarti kelahiran. Sehingga perayaan yang dilakukan oleh umat kristiani itu adalah kelahiran Yesus Kristus sebagai anak Tuhan. Dari perayannya saja sudah sangat bertentangan dengan agama Islam, di dalam islam Allah tidak meiliki anak seperti dalam surat al-Ikhlas ayat ke 3 yang artinya: “Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan.“

Dalam ayat tersebut telah dijelaskan secara gamblang bahwasannaya Allah itu satu dan tidak memiliki anak, maka dari ayat tersebut sangat jelas bahwsannya yang mengikuti perayaan natal maka ada masalah dengan ketauhidannya kepada Allah Swt. Bahkan bisa dikatakan kafir.

Sebagai umat islam kita diperbolehkan bahkan diwajibkan dalam bertoleransi beragama, akan tetapi harus memiliki Batasan-batasan tertentu. Kita boleh bertoleransi akan tetapi kita tidak dibolehkan untuk mengikuti ritual agama mereka. Jikalau ada yang bertanya Bagaimana jika lingkungan kita mayoritas bukan islam? Maka hal ini adalah peristiwa yang rawan. Sebagai umat islam jika ada pertanyaan seperti itu hendaklah tegas, karena hal ini berkaitan dengan yang Namanya aqidah, jika masalah mereka beribadah, mereka berdoa, kita biarkan saja dan tidak boleh untuk memusuhinya, kita juga harus saling membantu pula antar tetangga yang berbeda agama. Karena Rasulullah Saw sendiri ketika tiba di Madinah juga hidup berdampingan dengan orang Kristen dan orang Yahudi dan Rasulullah tidak pernah memusuhinya. Rasulullah menyatakan perang ketika kaum Yahudi membuat masalah sehingga Rasulullah Saw langsung mengusir mereka dari kota Madinah.

Dari kisah tersebut jika diperhatikan bahwsannya agama islam memiliki kewibawaan dan kekuatan yang sangat luar biasa, hal itu dilakukan oleh Rasulullah Saw tidak lain adalah untuk berdakwah dan membuat agar agama islam sendiri tidak bisa diinjak-injak atau direndahkan oleh agama lain. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.