Sayup-sayup suara azan Magrib terdengar, dari rumah berbilik bambu yang kami, saya dan KH. Muhammad Idris (almaghfurlah) tempati. Para santri sudah berada di musholla, untuk salat berjamaah. Bapak Kiai pun berangkat ke musholla, untuk salat bersama para ustadz dan santri.

Usai salat, Bapak Kiai tidak lantas pulang ke rumah. Beliau masih mendampingi para ustaz dalam mengurus santri. Membersamai mereka mengaji hingga waktu Isya tiba. Melakukan kontroling ke kelas-kelas, ketika santri sedang muwajjah bersama wali kelas. Mempersiapkan agenda untuk esok hari. Melakukan koordinasi dengan bagian-bagian terkait, serta melakukan pengawasan terhadap kinerja para ustaz dan muallim. Sampai-sampai, Bapak Kiai baru kembali ke rumah hingga larut malam.

Sejak pertama kali mewakafkan diri di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, saya menemani Kiai Idris berjuang mengayomi para santri. Kiai adalah sosok pejuang yang gigih. Sebagian besar waktunya, lebih banyak untuk mengurus santri. Sementara saya hanya kebagian sisa waktu saja, yakni ketika jam makan dan menjelang tidur.

Saya sering mengatakan kepada para alumni, menjadi istri ustaz dan kiai, harus siap dimadu. Dimadu dalam konotasi positif. Artinya, harus siap untuk membagi waktu dan kebersamaan dalam keluarga, dengan para santri. Sehingga saya tidak kaget, jika Bapak Kiai pulang larut malam, untuk menangani urusan santri. Apalagi, waktu itu pondok masih berupa hutan belantara yang gelap di malam hari.

Ketika Bapak Kiai pulang ke rumah, barulah saya bisa berbagi obrolan dengan beliau. Itu pun, obrolan seputar pondok dan santri. Barulah ketika obrolan seputar pondok selesai, kami memulai obrolan tentang keluarga.

Amanah Besar

Semua yang dilakukan oleh Kiai, adalah demi kemajuan pondok. Santri-santri yang dititipkan untuk belajar merupakan amanah dari wali santri yang harus dijaga. Oleh karenanya, Kiai selalu memantau masing-masing santri yang belajar di Al-Amien melalui wali kelas. Bila ada santri yang bermasalah, maka Kiai sendiri yang menangani santri tersebut. Karena waktu itu, santri Al-Amien masih tidak sebanyak sekarang.

Ada cerita menarik, ketika ada salah seorang santri yang bermasalah dalam belajar. Santri tersebut, bisa dibilang rajin belajar dan beribadah. Termasuk untuk urusan salat malam. Hanya saja, santri tersebut merasa kesulitan untuk menghafal dan memahami pelajaran.

Setelah menelusuri dan mencari informasi tentang orang tua santri tersebut, Kiai mendapat kabar bahwa pekerjaan orang tuanya adalah rentenir. Kiai pun menyampaikan kepada orang tua santri tersebut, agar uang digunakan untuk mengirim anaknya, adalah uang yang diperoleh dari pekerjaan halal. Alhasil, santri tersebut mengalami perubahan dan dapat memahami pelajaran dengan baik.

Kiai Idris merupakan sosok yang bijak. Beliau tidak pernah mencampuradukkan urusan pondok, urusan keluarga dan urusan pribadi. Bila dirasa saya tidak perlu tahu, maka beliau tidak menceritakan persoalan tentang pondok kepada saya. Mungkin beliau khawatir, akan mengganggu aktivitas saya dalam mendidik putra-putri kami di rumah. Apalagi terkait urusan materi, beliau benar-benar menjaga dan hati-hati. Beliau selalu memperingatkan saya, untuk tidak menggunakan uang pondok. Bahkan, tidak mengizinkan saya untuk membuka dapur untuk santri.

Menjelang tahun 2000, ada permohonan dari wali santri yang ingin makan dua kali sehari, untuk meringankan biaya indekos. Mulanya, Bapak Kiai menawarkan kepada para guru untuk membuka dapur bagi para santri yang ingin makan dua kali sehari tersebut. Karena tidak ada guru yang bersedia, akhirnya beliau memberi izin kepada saya untuk membuka dapur khusus santri yang ingin makan dua kali.

Totalitas dalam Berkhidmat

Kiai Idris, sebagai murabbi, selalu totalitas menangani santri dan sistem pendidikan di pesantren. Beliau tidak pernah setengah-setengah dalam mencetak alumni sebagai guru. Atau paling tidak memiliki jiwa guru, dalam bidang apa pun. Berbagai upaya beliau lakukan, untuk membangun sistem pendidikan yang ideal, bagi santri-santrinya.

Bapak Kiai merupakan sosok yang otodidak dalam menyerap pengetahuan. Kebiasaan beliau membaca buku dan berdiam di depan komputer, untuk menuangkan ide-ide kreatif dan inovatifnya. Tak jarang, beliau mengajak beberapa ustaz untuk berdiskusi hingga larut malam, guna merembukkan ide-ide tersebut untuk pengembangan pengajaran di Al-Amien.

Aktivitas semacam ini, beliau lakukan secara istiqamah. Saya senantiasa menjadi pendengar setia, setiap kali ada sesuatu yang beliau ingin lakukan untuk pondok, sekaligus menjadi partner yang selalu mensuport langkah beliau.

Ketika beliau wafat, saya sudah dalam kondisi menerima takdir yang harus saya jalani. Saya bersyukur, bisa melayani beliau sepanjang hidup beliau. Termasuk, selama 17 bulan berkesempatan merawat beliau selama kondisi kesehatan beliau sudah tidak memungkinkan untuk terjun secara langsung menangani para santrinya. Masa di mana, saya bisa membersamai beliau dalam waktu yang sangat leluasa.

Kini, 70 tahun sudah usia Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Semoga di usia yang tidak lagi muda ini, kita semua, guru-guru dan para mujahid pendidikan selalu istiqamah dalam menjalankan tugas suci, mencetak kader pemimpin ummat. Lebih kompak dan lebih bijak, dalam berjuang mengayomi dan memberikan segala hal yang dibutuhkan oleh para santri Al-Amien Prenduan. Amin, Allahumma amin.

Telah dimuat di Majalah Qonita pada tanggal 17 November 2022 M.

2 thoughts on “Istiqamah Menjalankan Tugas Suci

  1. Pingback: Istiqamah Menjalankan Tugas Suci - Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan

  2. Ust. Suhairi, S.Th.I Al Hafidz says:

    Subhanallah.
    Barokallah.

    Sangat Bagus Sekali Dan Menginspirasi.
    Terimakasih Bu Nyai.

    Semoga Panjenengan Sekeluarga Senantiasa Sehat Wal ‘Afiyat Serta Dalam Lindungan Dan Ridho Allah SWT. Amien Yaa Rabbal ‘Alamin.

    PP. Baron Nganjuk Jawa Timur
    1. Ust. Suhairi, S.Th.I Al Hafidz Alumni MTA 2006 M Dan IDIA 2010 M
    2. Usth. Riskiyatun, S.Th.I Alumni IDIA 2010 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.