Memudarnya cita-cita merupakan bukti yang menyedihkan bagi kekalahan usaha manusia. Bukti historis banyak menyajikan kepada kita bahwa aliran filsuf kuno selalu menyampaikan ajaran kebijaksanaan kepada manusia.

Dalam fenomena perguruan tinggi modern, tujuan yang lebih membumi yang dianut saat ini adalah Pendidikan untuk mengajarkan mata pelajaran. Penurunan kebijaksanaan yang merupakan tujuan orang-orang kuno, ke pengetahuan buku teks mata pelajaran yang dicapai oleh orang-orang modern hari ini semakin menandai kegagalan yang terus terjadi sepanjang masa.

Penulis tidak lantas beranggapan bahwa dalam praktik Pendidikan, orang kuno lebih berhasil daripada kita. Mungkin kita perlu memperhatikan bahwa munculnya peradaban eropa, orang-orang memulai dengan cita-cita yang menginspirasi pendidikan, dan secara bertahap cita-cita tersebut tenggelam ke titik awal dengan praktik yang kita lakukan.

Namun ketika kita Kembali membangkitkan semangat cita-cita ke tingkat praktik, seringkali hasilnya ada stagnasi. Dalam artian secara khusus, sepanjang kita memandang pendidikan intelektual hanya merupakan pencapai bakat mental mekanik, dan hanya terdiri dari pernyataan yang telah dirumuskan tentang kebenaran-kebenaran yang berguna, maka tidak akan ada peningkatan. Yang ada dan tersisa dari semangat itu adalah suatu aktivitas id tengah-tengah penyusunan ulang silabus yang tak bertujuan, dalam usaha yang tak berbuah untuk menghindari kurangnya waktu yang tak terhindarkan.

Maka kemudian, sejatinya pengetahuan adalah satu tujuan utama pendidikan intelektual, namun ada hal lain yang sering kali kita lupakan dari proses pendidikan dan hal tersebut sejatinya memuat dan lebih mendominasi nilai-nilai penting, yaitu tumbuhnya kebijaksanaan. Manusia tidak akan bisa bijaksana tanpa adanya dasar pengetahuan. Namun kita bisa dengan mudah memperoleh pengetahuan walaupun tidak bijaksana.

Kebijaksanaan merupakan cara dimana pengetahuan diadakan. Kebijaksanaan memberikan penrhatian pada penanganan pengetahuan, pemilihan pengetahuan untuk menanggapi permasalahan yang relevan, penggunaan pengetahuan untuk menambah nilai pada pengelaman langsung. Maka pada hakikatnya penguasaan pengetahuan yang sebenarnya senantiasa selaras dengan tumbuhnya kebijaksanaan.

Maka sangat penting untuk mendominasi pengetahuan yang kita miliki dengan kebijaksanaan. Namun masih sangat disayangkan, dalam proses mencapai kebijaksanaan dalam area pendidikan hari ini masih terjadi kesalahan. Satu-satunya jalan menuju kebijaksanaan adalah dengan kebebasan keberadaan pengetahuan. Satu-satunya jalan menuju pengetahuan adalah disiplin dalam pemerolehan fakta-fakta yang tertata. Kebebasan dan kedisiplinan adalah dua hal penting dalam pendidikan.

Pentingnya pengetahuan terletak pada penggunaanya, pada penguasaan aktif kita atasnya. Dapat dikatakan pentingnya pengetahuan terletak dalam kebijaksanaan. Berbicara pengetahuan belaka, terpisah dari kebijaksanaan merupakan sebuah konvensi. Sebagaimana diri yang memisahkan sebuah martabat istimewa dari pemiliknya. Ini semua tergantung pada siapa saja yang memiliki pengetahuan dan apa yang dia lakukan dengan pengetahuan tersebut.

Pengetahuan yang menambah kehebatan karakter adalah pengetahuan yang diatur sedemikian rupa untuk mengubah setiap fase pengalaman langsung. Sehubungan dengan aktivitas pengetahuan, kebiasaan berpikir aktif, dengan kesegaran sebuah gagasan hanya dapat muncul dari kebebasan yang cukup untuk bisa mengeksplorasi pengetahuan yang ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.