Perkembangan zaman di era 5.0 (five poin zero) sosial, budaya dan ekonomi merupakan fenomena yang tidak bisa kita hindari. Cara berpikir manusia yang semakin maju, setiap individu ingin segala sesuatu serba mudah, cepat dan efisien. Dalam mengarungi kehidupan kita akan di pertemukan dengan masalah. Dan setiap manusia selalu dihadapkan dengan persoalan dan permasalahannya masing-masing, kadang kita kecewa, sedih, dan sengsara, dan kadang pula kita senang dan bahagia. Sabar dan syukur adalah hal yang paling tepat dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut.

Sabar dan syukur adalah suatu hal yang sangat indah. Akan tetapi sering kita lihat di akhir-akhir ini apalagi di zaman modern ini sering kita saksikan banyak dari manusia yang menghujat bahkan ada yang menyalahkan Tuhannya dengan yang menimpa dirinya. Padahal itu semua bukanlah kesalahan Tuhan, tapi kesalahan kitalah yang tak mampu mengemas rasa sakit dan penderitaan yang kita rasakan. Sabar merupakan senjata terbaik bagi orang yang mendapat ujian. Sabar juga sumber kelapangan hati dan tangga untuk meraih tujuan, Allah SWT. berfirman: “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan: Al-Insyirah, 5

Syukur sendiri merupakan jabaran dari kata syakara-yasykuru yang artinya terima kasih atau mengucapkan rasa terima kasih kepada siapa yang telah memberikan sesuatu kepada kita. pertama Rasa terima kasih kepada Allah SWT. Kedua Rasa terimakasih sesama manusia.

Namun para manusia di muka bumi, tidak menyadari nikmat yang telah Allah turunkan untuknya, dan mereka tidak mensyukurinya. Jika Allah SWT. Memberimu musibah, tidak ada yang bisa menyingkapnya kecuali Dia. Sebaliknya, jika dia menghendaki kebaikan untukmu tidak ada yang bisa menahan karunianya. Akan tetapi sangat disayangkan bagi mereka yang tidak menyadari dan tidak mengetahui akan  hikmah-hikmah dan janji-janji Allah SWT. Yang telah Allah Janjikan bagi orang-orang yang bersabar dan bersyukur. Allah berfirman Yang artinya: Dan (ingat juga) takkala tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatku) maka sesungguhnya azabku sangat pedih. (QS, Ibrahim [14]:7)

Sabar dan syukur adalah modal dalam menghadapi segala macam masalah. Dan sabar adalah suatu hal yang mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit untuk dilakukan, begitu halnya dengan syukur, seringkali manusia mengatakan saya telah bersyukur dengan apa yang ada, namun ia tidak tahu hakikat syukur tersebut, dan cara melakukannya. Syukur itu sendiri dapat kita simpulkan menjadi tiga hal pertama, timbulnya rasa syukur dalam hati. Kedua syukur dengan lisan dalam artian kita selalu memuji Allah dengan melalui lisan kita yang ketiga aplikasi kita dalam hidup seperti kita beribadah, sedekah dan lain sebagainya. Maka dari itu sabar dan syukur dapat dibuktikan dengan kualitas keimanan seseorang dan kecintaannya pada pemberi cinta itu sendiri.

Allah SWT. menggambarkan tentang orang-orang yang sabar dengan berbagai sifat. Dalam Al-qur’an kata ‘sabar’ di sebutkan lebih dari tujuh puluh empat (74) kali. Allah SWT. juga banyak mengaitkan masalah-masalah derajat dan kebaikan dengan sebab sabar, serta menjadikan derajat-derajat dan kebaikan-kebaikan itu sebagai buah kesabaran.

Oleh karena itu, tidak ada yang pantas untuk dikeluhkan atas semua pemberian Allah SWT. Semua yang terjadi adalah anugerah, dan itu wajib disyukuri. Munculnya rasa pedih, sedih, sakit, luka, dan perasaan tidak nyaman lainnya saat sebuah peristiwa terjadi dalam kehidupan kita, akan menimbulkan hikmah yang besar dari Allah bagi mereka yang bersabar dan bersyukur.

Dari contoh di atas menyiratkan bahwa sesungguhnya kita harus mampu memahami keterkaitan antara kebaikan Allah dan peristiwa-peristiwa yang dianggap buruk oleh manusia, padahal baik bagi Allah dan untuk dirinya. akal manusia sangat terbatas, tidak bisa mengungkap seluruh khidmah-khidmah dibalik ketentuan-ketentuan Allah SWT. Bisa jadi yang kita anggap sebagai penderitaan berujung pada kebahagiaan atau kemuliaan, sebab Allah lebih mengetahui atas segala makhluknya, termasuk pada akal manusia. Maka dari itu sesuatu yang kita sukai, kita cintai kita miliki, terkadang tidak membawa kebaikan pada diri kita di kemudian hari, karena akal manusia sangatlah dangkal, kita sebagai manusia hanya bisa menilai dari satu sudut pandang, padahal segala sesuatu memiliki banyak sisi dan dimensi yang tidak kita ketahui sebelumnya, tentu Allahlah yang maha mengetahui atas semua itu kerena dia juga yang menciptakannya, Allah berfirman: “Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal ia baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” (Al-Baqorah;216).

Akal manusia akan banyak membawa kulturasi yang berbeda-beda tergantung kita dalam mengatur hawa nafsu yang selalu berbisik dalam hati. Imam Al-Ghazali menyebutkan ada tiga cara yang bisa kita lakukan untuk mengalahkan atau menahan hawa nafsu yang bergejolak, yaitu menentang keras segala keinginan, dan menambah beban ibadah, dan memohon pertolongan kepada Allah SWT. Salah satu perumpamaan yang dipakai oleh Imam Al-Bushiri dalam kitabnya, Al-Burdah, untuk menggambarkan karakter nafsu adalah bahwa ia seperti bayi yang suka menyusu. Jika tidak dihentikan, ia akan terus menyusu bahkan menginjak usia remaja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.