Mondok merupakan suatu pengalaman yang paling mengesankan, terutama bagi saya yang telah menjadi salah satu alumni Tarbiyatul Mu’allimat Al-Islamiyah, Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Lebih lagi saya diajarkan bagaimana cara mengajar dengan baik dan benar, sehingga sangat berguna ketika telah terjun ke pengabdian ataupun masyarakat pada saat ini. Saya sadar apabila dari kita semua mau bersyukur dan mengikuti segala program dan peraturan pondok, itu sangat berguna dan sangat dibutuhkan sekali. Meskipun ketika dahulu sempat mengeluh dengan segala program dan peraturan pondok yang ada, hal itu disebabkan kita belum merasakan hasil proses dari itu semua.

Hal yang paling dirasakan dari pelajaran yang telah dipondok itu ada ketika dalam waktu pengabdian, dimana kita akan menghadapi beberapa murid atau santri. Ternyata mengajar itu tidak semudah yang kita bayangkan, kita harus ekstra sabar menghadapi karakter murid atau santri yang berbeda-beda, terutama ketika saya mengajar anak SD yang agak kurang mendengarkan pengajarnya. Tips dari saya dalam menghadapi karakter murid atau santri yang berbeda-beda ialah memahami karakter mereka agar dapat mengetahui apa yang harus kita lakukan terhadap murid atau santri tersebut.

Sebelumnya, saya tidak akan menyangka akan menjadi seorang pengajar karena saya tidak menyukai anak-anak. Namun, saat ini saya telah berkembang memiliki pengalaman sebagai seorang pendidik. Pernah berfikir, apakah saya salah memilih jalan ini? Apakah saya keliru menjadi seorang pengajar? Merespon ambisi orang tua yang terkadang tidak mengenali anaknya seperti apa memang membutuhkan kesabaran yang serius. Tapi pada akhirnya, saya merindukan tawa kecil murid atau santri saya ketika dahulu. Memang, mengajar bukanlah untuk mencari materi melainkan menjadikan kehidupan yang bermakna yang mana tidak datang dua kali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.