Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berfokus pada pendidikan agama dalam meningkatkan kualitas keilmuan seorang santri. Dahulu, pesantren dikenal dengan tempat belajar yang tradisional, kumuh dan out of date, namun modern ini pesantren mulai tumbuh berkembang bersaing pesat dengan sekolah-sekolah negeri dan alumninya mulai diakui baik dalam kancah nasional maupun internasional.

Teknik dan model pembelajaran di pesantren umumnya menggunakan cara-cara pembelajaran yang tradisonal seperti metode ceramah yang monoton, statis, akonstekstual, monolitik dan bersifat akademis. Sehingga, hal tersebut dapat berdampak pada pemahaman peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Mereka cepat merasa bosan, jenuh dan tidak semangat yang akhirnya berakibat pada hasil belajar peserta didik yang rendah.

Di sisi lain, realita kehidupan manusia telah masuk pada era revolusi tekhnologi yang secara fundamental dalam mengubah cara hidup, bekerja dan dalam berhubungan antara satu dengan yang lain. Dalam skala ruang lingkup dan kompleksitasnya, transformasi yang sedang terjadi mengalami pergeseran gaya hidup dari masa sebelumnya. Kemajuan dalam bidang tekhnologi, informasi dan bioteknologi mengalami percepatan yang luar biasa. Kondisi inilah yang menggiring kita masuk dalam era baru dalam kehidupan kemanusiaan yang bisa juga disebut dengan revolusi industri 4.0.

Kemajuan sains dan tekhnologi telah membawa babak baru bagi peradaban manusia, daya jangkau yang sangat luas membuat interaksi manusia dalam dimensi ruang dan waktu semakin tak terbatas. Perangkat teknologi seyogyanya diciptakan untuk memudahkan kegiatan manusia sehingga dapat mengakibatkan perubahan sikap, perilaku dan cara hidup yang semakin efisien dan produktif. Khususnya dalam dimensi pendidikan dan pembelajaran.

Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan merupakan pesantren yang berdiri sejak Tahun 1952, yang saat ini memiliki empat sentra pendidikan dengan jumlah keseluruhan 13 lembaga pendidikan. Mulai dari tingkat PAUD, Raudatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Marhalah Tsanawiyah, Marhalah Aliyah hingga Perguruan Tinggi.

Pondok pesantren yang memiliki motto “Iman sempurna, ilmu luas dan amal sejati” ini memiliki peran yang signifikan dalam mencetak generasi yang unggul, generasi yang mutafaqqih fiddin, khususnya di Pulau Madura. Hal ini dibuktikan dengan prestasi yang ditorehkan oleh para santri serta kesuksesan para alumninya. Tidak bisa dipungkiri, hal tersebut merupakan hasil jerih payah para murabbi dan pengajar dalam mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu kepada para santrinya khususnya dalam menanamkan pemahaman santri terhadap ilmu agama.

Mengingat semakin berkembangnya media informasi dan teknologi, pondok pesantren yang kini telah memiliki ribuan santri tersebut juga ikut memanfaatkan berbagai macam teknologi dalam membantu proses pembelajaran khususnya pada materi Pendidikan Agama Islam. Selain untuk memperkenalkan kepada santri tentang media pembelajaran juga membantu para santri agar lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh para pengajar.

Kepala Sekolah Marhalah Tsanawiyah Tarbiyatul Mu’allimien Al-Islamiyah Lil Banaat Ust. Zainal Abidin mengungkapkan, bahwa Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan sangat terbuka dalam pemanfaatan teknologi dalam penyampaian materi ajar kepada para santri. “Teknologi yang digunakan untuk pengembangan bahan ajar cukup sederhana, jadi dalam pengembangan bahan ajar, kami membebaskan pengajar menampilkan bahan ajar dengan menggunakan proyektor atau laptop seperti halnya dalam pembelajaran manasik haji, bagaimana sholat yang baik dan benar, kita perkenankan para pengajar untuk menyampaikan materi ajar dengan media tersebut” Jelasnya.

Dengan adanya pemanfaatan tersebut, tentu memiliki sisi positif atau manfaat yang didapatkan, selain para santri mudah memahami materi juga mereka tidak  mudah jenuh dengan metode mengajar yang berubah-ubah. “Hal tersebut bisa dicerna dengan mudah dan dipahami dengan baik dan tidak monoton. Sebetulnya tidak hanya dengan menggunakan teknologi, namun juga banyak metode yang bisa dilakukan seorang pengajar agar kreatif dan bervariatif dalam menyampaikan materi ajarnya” Imbuhnya.

Seyogyanya, setiap pondok pesantren atau madrasah memiliki metode dan media pembelajaran yang berbeda-beda disesuaikan dengan tujuan dan teknik dari lembaga masing-masing. Setiap lembaga akan terus berjalan dan berproses dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

Dalam teori pendidikan disebutkan antara lain  input, process, output dan outcome saling mempengaruhi. Artinya, untuk menghasilkan lulusan yang bermutu dan berkualitas, faktor input dan proses dalam pendidikan sangat menentukan. Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Selain itu diperlukan suasana yang dapat mengaktifkan interaksi, baik antara guru dengan peserta didik, peserta  didik dengan peserta didik, maupun peserta didik dengan bahan pelajaran. Dengan demikian diperlukan kesadaran para guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melakukan berbagai macam variasi pembelajaran. Hal tersebut diharapkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi lebih variatif dan dapat menarik minat peserta didik untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya dalam pemanfaatan tekhnologi di era digital, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar peserta didik sehingga efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan yang ingin dicapai.

Maka dari itu, sangat penting bagi setiap pendidik untuk lebih membuka wawasan dan melek terhadap tekhnologi sehingga siap mendidik dan membina generasi milenial penerus bangsa dalam menghadapi tantangan dan mempersiapkan era yang lebih maju.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.