Al-Amien Prenduan, TMI- Dalam rangka Kesyukuran Setengah Abad TMI, Kamis (17/02) berlangsung acara Talkshow yang membahasa tentang Birokrasi dan Praktisi bersama Usth. Nur Hamidah Wahid, alumni TMI Putri tahun 2006. Beliau berprofesi sebagai Komisioner BAWASLU yang bertugas mengawasi persiapan dan pelaksanaan Pemilu di setiap tingkatan.

Di hadapan para santriwati, ia bercerita tentang kiprah dan tantangan yang dia alami sebagai Pengawas Pemilu. Selain menjalankan tugas, salah satu tantangan terbesar yang ia dapatkan, seperti banyaknya masyarakat yang meragukan kinerja Bawaslu.

Baca Juga: Inspiratif! Berikut Cerita Alumni TMI yang Sukses Berkarir di Dunia Akademisi

“Sering kali masyarakat melakukan aksi demo dengan menyuarakan ketidakpercayaan mereka terhadap Bawaslu dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu). Menghadapi hal ini, tentu ia berusaha meyakinkan masyarakat dengan bertindak langsung dan tegas jika memang ada hal-hal yang ditakuti masyarakat benar adanya, khususnya kecurangan dalam Pemilu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ush. Hamidah juga banyak bercerita tentang pengalaman yang dia peroleh ketika masih nyantri dan belajar di TMI. Dalam ceritanya ia menyampaikan kepada para santriwati bahwa inti dari semua yang bisa ia lakukan di luar selain berkat dari doa para Kiai yakni juga usaha dan keyakinan pada setiap apa yang ia jalani dan pelajari selama menjadi santri.

“Dasar semua itu ada di sini (di pondok), kalian di luar mau jadi apa itu tinggal dipraktekkan saja,” demikian terangnya.

Menurutnya sebagai salah satu anggota Bawaslu, ia memandang bahwa pemerintahan selalu bersifat dinamis dan tentu tidak dapat diperkirakan segala hal yang akan terjadi di dalamnya.

“Di pemerintahan, politik itu memang dinamis, sangat dinamis, cepat berubah, dan tidak bisa diperkirakan, kita tidak pernah tahu. Apapun yang kita lakukan, kita tetap berpikir positif, terhadap negara, terhadap pemimpin yang sudah terpilih, tentu kita harus percaya. Tapi bukan berarti, apa yang salah teman-teman diam saja, karena dalam negara demokrasi juga ada hak suara rakyat untuk mengkritisi apa-apa yang perlu dikritisi. Jadi, selaku pemuda harusnya teman-teman yang mau mengkritisi, harus mengkritisi dengan cara yang baik. Kalian harus percaya bahwa tidak semua pemimpin itu tidak baik,” jelasnya.

Di akhir acara ia juga menyampaikan harapanya kepada santri Al-Amien khususnya putri, untuk senantiasa fokus belajar, mengasah potensi, dan hormat kepada para.

“Kalian harus hormat guru, itu yang terpenting. Kemudian fokus terhadap apa yang ingin kalian capai nanti di luar sana, dengan mengerjakan yang ada di dalam (pondok) ini dengan sebaik-baiknya,” jelasnya. (T3).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.