Membaca merupakan syarat pertama dan utama dalam mengembangkan ilmu dan teknologi serta membangun peradaban. Karena ilmu dan teknologi tersebut tidak dapat dicapai tanpa terlebih dahulu melakukan aktivitas ‘membaca’. Semua peradaban yang berhasil lama, justru dimulai dari satu kitab (bacaan). Sementara kehadiran Al-Qur’an melahirkan peradaban Islam, khususnya dipicu oleh daya kekuatan yang tumbuh dari semangat ayat-ayat Al-Qur’an yang awal mula diturunkanya itu perintah membaca dan menulis.

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ-‍‍١ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ-٢ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ -٣ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ -٤ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ -٥

QS. Al-Alaq Ayat 1-5

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Dalam rangkaian wahyu Al-Qur’an yang turun perdana ini, iqro’ atau perintah membaca merupakan kata pertama dan menjadi perintah penting ketika kata ini diulang dua kali.

Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang melibatkan banyak hal yang berkaitan dengan potensi diri manusia, banyak membutuhkan waktu, tenaga, pikiran dalam menyelesaikan suatu bacaan. Sehingga hal ini yang kadang kala menjadikan membaca menjadi suatu kegiatan yang membosankan dan tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Maka dari itu dibutuhkan suatu motivasi dari dalam diri agar proses membaca menjadi lebih berarti lagi. Motivasi tersebut bisa berasal dari dalam diri kita (keinginan), dan bisa berasal dari luar diri kita (lingkungan).

Sebagai seseorang yang berada di situasi belajar formal, baik itu di kelas, kampus, seminar-seminar, membaca menjadi bagian yang tak terelakkan. Namun, mungkin karena keterbatasan atau ketidakmampuan otak manusia dalam memahami dan menyikapi apa yang dibaca, atau mungkin terjadi kesalahan dalam metode membaca, sehingga sesuatu yang sebenarnya bisa didapatkan dari bacaan tersebut tidak diterima dan hal ini menyebabkan kegiatan membaca menjadi kegiatan yang terabaikan.

Seperti pada proses KBM di TMI Al-Amien Prenduan, seorang guru memberikan waktu kepada santri untuk membaca materi yang telah diajarkan, dalam bahasa Arab biasa disebut “Qirā’ah Ṣāmitah” atau membaca tanpa bersuara baik itu buku catatan atau buku panduan meskipun waktu yang diberikan hanya beberapa saat saja tapi hal itu dimaksudkan agar santri bersikap kritis dengan yang dibacanya. Mungkin hanya ada sebagian dari para santriwati yang mampu melakukan hal ini, meskipun membaca sudah dibudayakan dikalangan mereka.

Untuk merealisasikan kegiatan membaca menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan bagi santriwati khususnya sebagai penuntut ilmu, maka metode membaca efektif menurut saya akan sangat bermanfaat dan membantu para santriwati dalam rangka meningkatkan kecerdasan intelektualnya dengan menjadikan kegiatan membaca menjadi hal yang menyenangkan dan menjadi suatu kebutuhan, yang tentunya dilakukan dengan cara yang benar.Karena menurut saya, TMI Al-Amien Prenduan ini merupakan suatu lembaga yang memiliki kondisi dan sarana yang baik dalam dunia pendidikan yang mampu membantu santriwati menjadi anak yang berkembang, maju dengan berbagai informasi, pengetahuan dan wawasan yang bisa mereka dapatkan dari proses membaca.

Membaca efektif bisa dilakukan dengan membaca tanpa bersuara “Qirā’ah Ṣāmitah”.  Membaca efektif yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, melatih para siswa/siswi untuk lebih berkonsentrasi terhadap buku bacaan. Karena dengan membaca tanpa bersuara, keadaan menjadi lebih tenang, tidak berisik karena mereka membaca tanpa harus mengeluarkan suara.  Ini yang diharapkan dari proses membaca tersebut. Karena dengan situasi yang tenang tanpa ada gangguan dari sekelilingnya, akan membantu pembaca untuk lebih berkonsentrasi. Dan diharapkan akan semakin mudah memahami bacaan sehingga semakin banyak ilmu atau hal-hal baru yang diperoleh. Selain itu, membaca tanpa bersuara bermanfaat untuk; mengurangi kelelahan karena kegiatan membaca lebih tertumpu pada aktifitas otot, dengan membaca tanpa bersuara akan mengurangi gerakan otot dan semakin cepat ia membaca, maka semakin sedikit waktu yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut.

Ada hal-hal yang perlu dilakukan agar kegiatan membaca benar-benar menjadi membaca efektif, pertama; Membaca sama dengan memahami. Langkah pertama ini diangkat dari firman Allah swt dalam surat pertama Al-Qur’an, Al-Alaq, yang berbunyi “iqra’” ini terambil dari kata qara’a yang berarti ”menghimpun”. merujuk ke ayat pertama tersebut, membaca sama dengan “menghimpun Makna” atau  “memahami”. Kedua; Membaca sama dengan memaknai. membaca dalam arti memaknai akan menjadi efektif apabila dalam proses pemahaman itu sang pembaca menyertakan keinginannya atau mencantolkan “apa yang dimauinya” dalam teks-teks yang dibacanya. Sehingga proses memaknai tersebut akan memunculkan dorongan yang kuat untuk terus membaca. Ketiga; Membaca berarti memperluas wawasan, dengan membaca, pembaca akan mendapatkan wawasan yang luas, sehingga akan mampu menyelesaikan berbagai masalah atau persoalan dan meninjaunya dari berbagai sudut pandang. Keempat; Membaca merupakan gambaran akan kecintaan terhadap belajar. Kecintaan akan membaca identik dengan kecintaan untuk mempelajari sesuatu yang baru atau yang akan terjadi. Pepatah jawa mengatakan, ”witing trisno jalaran soko kulino”. Kelima; Gemar Membaca, Pembiasaan baik membaca yang dipupuk sedikit demi sedikit disertai kesabaran akan membuahkan suatu kegemaran. Dan kegemaran akan melahirkan penemuan satu metode efektif dalam hal membaca sesuai dengan karakter masing-masing pembaca. Keenam; Membaca merupakan salah satu aktifitas penting. Langkah terakhir ini semacam sugesti pembangkit harapan dan semangat agar mampu  mengejar ketinggalan dan menyesuaikan dengan keadaan zaman yang semakin canggih dengan berbagai macam teknologi.

Maka dari itu, sudah terbukti bahwa membaca segala macam buku bacaan, akan sangat membantu para pelajar dalam pengembangan kecerdasan intelektualnya. Apalagi metode membaca yang dilakukan betul-betul bisa memberikan manfaat yang banyak bagi diri pembaca dan juga orang di sekitarnya. Seperti metode membaca efektif atau lebih khusus lagi membaca tanpa bersuara. Karena dalam metode tersebut banyak hal yang didapatkan. Seperti tidak memerlukan banyak tenaga ketika membaca, waktu lebih efektif, memudahkan dalam menyerap isi bacaan, konsentrasi. Semoga kita semua bisa membiasakan kegiatan ‘membaca’ dalam kehidupan keseharian kita. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.