*KH. Muhammad Zaini Zainuddin saat Sesi Wawancara

Al-Amien Prenduan-TMI. KH. Muhammad Zaini Zainuddin atau lebih akrab dengan sapaan Kiai Jejen adalah sahabat karib (alm) KH. Muhammad Idris Jauhari yang hidup semasa dan seperjuangan bersama dalam merintis Ma’had TMI Al-Amien Prenduan.

Dalam sebuah kesempatan silaturrahmi KH. Zaini Zainuddin yang merupakan Pengasuh Pondok Al-Madinah Bogor ke Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan (Selasa, 21 Desember 2021), Redaktur Media Center TMI memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan wawancara singkat yang dilangsungkan di Meeting Hall TMI Putra.

Dalam kesempatan tersebut, KH. Zaini Zainuddin bercerita tentang awal pertama kali (alm) KH. Imam Zarkasyi melapaskan kepergian santri-santrinya untuk bersama berjuang mendirikan Pondok Pesantren di ujung timur pulau Madura.

“Awalnya beberapa kali cerita Bapak (alm) KH. Imam Zarkasyi beberapa kali cerita (alm) KH. Muhammad Sahal tentang (alm) KH. Ahmad Jauhari Chotib bahwa beliau kagum dengan ketulusan perjuangan KH. Ahmad Djauhari Chotib sehingga merasa jatuh hati, Saat itu ada beberapa kali nasehat Bapak (alm)  KH. Imam Zarkasyi dan mulai bertanya kepada para kami para santrinya, “siapa diantara kalian yang siap mengabdi beberapa tahun ini, dan siap membantu Kiai Idris Jauhari?” ungkapnya.

*Salah Satu Redaktur TMI Media Center saat Sesi Wawancara

Kemudian Kiai Jejen melanjutkan ceritanya. “Lalu saya KH. Muhammad Zaini Zainuddin dan bersama teman kami berempat untuk berangkat, dan keberangkatan kami dijemput oleh Bapak Hasyim Lenteng dengan mobil barunya dan kagumnya Pak Kiai untuk memberangkatkan kami, lalu diiringi takbir oleh 5 Kiai, KH. Imam Zarkasyi, KH. Ahmad Sahal dan diikuti oleh para Kiai yang lainnya. Lalu di tengah kumandang takbir nya diiringi doa, “Allahu Akbar selamat jalan anak-anakku, Allahu Akbar selamat berjuang anak-anakku,” ramai sekali di belakang melepas kami dengan iringan takbir semacam itu,” tambahnya.

Tak hanya bercerita tentang kisah awal pertama kali keberangkatannya dari Gontor menuju Al-Amien Prenduan, ia juga mengungkapkan pengalaman pribadinya semasa mendampingi Kiai Idris sewaktu awal merintis Ma’had TMI Al-Amien Prenduan.

“Setelah 6 bulan ada di Prenduan, kemudian kita mulai kontrak rumah Pak Parto disini, kemudian kita jadikan lokal kelas dan kita jadikan tempat tidur anak-anak, maka dibukalah TMI belum jadi Al-Amien, dan muridnya sebanyak 40, diantaranya (alm) Kiai Zainullah, Kiai Khoiri, Kiai Marzuki, mereka semua adalah anak-anak periode pertama,” ungkapnya.

Kiai Jejen dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan respon masyarakat yang sangat mendukung saat awal pendirian Ma’had TMI Al-Amien Prenduan.

“Dimulai dari sebelum dibukanya TMI tahun pertama para hartawan sudah mendekat, dan sangat cinta sekali dengan lembaga ini. Kita kalau hari Jum’at ngobrol, dan alhasil sampai membangun gedung-gedung salah satunya H. Jufri, H. Fathurrohman, H. Nur, H. Fathurrohim, artinya hartawan senang dan mendekat.”

Semua pencapaian awal yang diperoleh TMI, tentunya tidak pernah lepas dari peran sentral figur (alm) KH. Muhammad Idris Jauhari. Hal ini juga senada dengan apa yang disampaikan oleh Pengasuh Pondok Al-Madinah tersebut.

“Kiai Idris itu ya dengan karakter figur nya beliau turun ke bawah dengan segala-galanya, ngontrol santri, bahasa santri, dan segala macamnya. Kalau beliau memang turun ke bawah. Jadi memang ini merupakan satu karakter figur yang sangat Bapak ikuti dan tidak terlupakan sampai mati,” tambahnya.

Di akhir sesi wawancara Kiai Jejen sapaan akrab KH. Zainuddin mengucapkan doa dan harapan beliau dalam rangka milad setengah abad TMI Al-Amien Prenduan.  

Insya Allah Pondok ini dengan karakter kepemimpinanya yang sangat kuat, semoga senantiasa diridhoi oleh Allah, mendapatkan taburan rahmat dan inayah dari Allah, kita berharap dan karena kita berkiblat kepada sistem dan program, kita berharap Al-Amien Prenduan bisa berkembang lebih jauh di masa depan.” (AD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.