TMI Al-Amien Prenduan kembali mengadakan rapat guru lengkap (RGL) untuk memulai program pondok satu tahun ke depan. KH. Moh. Zainullah Rois, Lc. yang betugas sebagai pemimpin berlangsungnya acara yang biasa dilaksanakan di awal tahun ini, membuka dengan kalimat “Hamdalah” dan dengan penuh optimis beliau menyampaikan beberapa patah kata sebagai pembuka dari acara rapat itu sendiri.

Acara rapat ini dihadiri langsung oleh hampir seluruh guru-guru TMI senior maupun junior termasuk di dalamnya hadir empat orang dari anggota majelis kiyai di antaranya; KH. Moh. Khoiri Husni, S.Pd.I, sebagai pengasuh ma’had MTA, KH. Moh. Zainullah Rois, Lc, selaku pengasuh ma’had TMI sekaligus pemimpin berlangsungnya acara rapat, KH. Dr. Ghozi Mubarok Idris, MA, selaku wakil dari pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan dan KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani MA, selaku pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan.

Di antara rentetan acara yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam itu, Guru-guru baru baik yang mengabdi di dalam maupun di luar resmi dilantik, dengan konsekuensi harus menjalankan SAPTA SETIA GURU (Tujuh janji setia guru), sebagaimana isi dari surat pelantikan itu sendiri. Di sela sambutannya, Pimpinan dan Pengasuh PP. Al-Amien Prenduan menegaskan bahwa sebagai guru TMI kita harus senantiasa bersyukur atas segala karunia, karena Allah masih memberi kesempatan pada kita untuk menjadi mudarrisum, mudabbirun sekaligus mu’allimun. Maka dari itu, haruslah bagi kita semua sebagai guru yang islami, untuk berfikir keras bagaimana caranya agar supaya segala amal kita benar-benar terlaksana hanya atas dasar cinta kepada Allah dan tidak demi yang lainnya.

Mengakhiri pertemuan, sebelum doa penutup dibacakan wakil pimpinan dan pengasuh PP. Al-Amien Prenduan turut mempertegas kembali, bahwa segala proses yang berjalan selama pendidikan itu berlangsung, guru menempati peran yang sangat penting. Maka dari itu, ada dua cara yang tidak ada lebih baik darinya yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas peserta didik yakni dengan memperbaiki diri agar bisa menjadi contoh yang baik bagi santrinya dan berdoa dengan cara yang paling baik demi kelangsungan hidup anak didiknya. (Az)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.