Kalau kita mengamati semua anggota tubuh kita dan semua yang ada di sekeliling kita, maka saat itu juga kita tepesona serta ta’ajjub betapa besar dan banyaknya nikmat Allah SWT. yang diberikan kepada kita semua. Bahkan, saking banyak dan luasnya nikmat tersebut, kita tidak dapat menghitung jumlahnya.

Allah SWT. telah memberikan nikmatnya kepada manusia berupa rezeki, kesehatan, kehidupan, dan lain sebagainya. Manusia hanya diperintahkan untuk bersyukur atas semua nikmat-nikmat tersebut.  

Mensyukuri nikmat itu merupakan suatu kewajiban, sehingga Allah SWT. memberikan ancaman bagi hamba-hambanya yang tidak pandai bersyukur atas nikmat tersebut dengan siksaan yang pedih. Hal ini sesuai dengan firman-Nya sebagai berikut:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7).

Lantas, bagaimana cara kita bersyukur kepada Allah? Ini merupakan suatu pertanyaan yang harus kita jawab bersama. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, syukur merupakan manifestasi dan pernyataan terima kasih kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, ada beberapa cara kita dalam bersyukur kepada Allah Swt. Di antaranya sebagai berikut:

1. Bersyukur dengan Hati

Maksud dari bersyukur dengan hati adalah sadar dan mengerti bahwa semua nikmat adalah berasal dari Allah SWT. Syukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang diperoleh adalah semata-mata karena anugerah dan kemurahan Ilahi. Syukur dengan hati mengantar manusia untuk menerima anugerah dengan penuh kerelaan tanpa menggerutu dan keberatan betapapun kecilnya nikmat tersebut. Syukur ini juga mengharuskan yang bersyukur menyadari betapa besar kemurahan, dan kasih sayang Ilahi sehingga terlontar dari lidahnya pujian kepada-Nya.

Seorang yang bersyukur dengan hatinya saat ditimpa malapetaka pun, boleh jadi dapat memuji Tuhan, bukan atas malapetaka itu, tetapi karena terbayang olehnya bahwa yang dialaminya pasti lebih kecil dari kemungkinan lain yang dapat terjadi.

2. Bersyukur dengan Lisan

Sedangkan maksud dari bersyukur dengan lisan adalah memperbanyak pujian kepada Allah SWT.  atas nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita.

Syukur dengan lidah adalah mengakui dengan ucapan bahwa sumber nikmat adalah Allah sambil memujinya. Al-Quran mengajarkan agar pujian kepada Allah disampaikan dengan kalimat tahmid yakni “al-hamdulillah.” Dan mengucapkan kalimat ini, adakalanya wajib dan itu di dalam sholat ketika kita membaca surah al-fatihah dan sunnah diucapkan di luar sholat atau selepas melaksanakan ibadah sholat dan ibadah lainnya.

3. Bersyukur dengan Tindakan atau dengan anggota tubuh.

Mensyukuri nikmat Allah SWT. dengan tindakan maksudnya menggunakan nikmat tersebut dalam rangka beribadah kepadanya atau dengan kata lain, menggunakan nikmat yang diperoleh tersebut sesuai dengan tujuan penciptaan atau penganugerahannya. Ini berarti, setiap nikmat yang diperoleh menuntut penerimanya agar merenungkan tujuan dianugerahkannya nikmat tersebut oleh Allah SWT.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa bersyukur kepada Allah SWT. tidak cukup hanya dengan hati maupun memuji-muji Allah SWT, akan Tetapi, lebih dari itu, kita harus membuktikan pengakuan hati dan lisan dengan perbuatan yang nyata, yakni menggunakan semua nikmat untuk beribadah kepadanya. Dari itu, maka sesungguhnya jika seorang hamba sudah menunaikan syukur hati, lisan dan syukur dengan anggota tubuh, sungguh dia telah melaksanakan syukur yang sempurna.