Mudir ‘Aam Sebut Ada Lima Keterampilan Berbahasa, Berikut Penjelasanya

Al-Amien Prenduan, TMI– “Jika kalian ingin pintar berbahasa, maka kuasai 5 keterampilan berbahasa, Istimā’, Kalām, Qirā’ah, Kitābah, dan Tarjamah,“ jelas Ust. H. A. Tijani Syadzili, Lc, dalam tausiahnya ketika menutup secara resmi acara Usbū’ al-Lugah yang telah berlangsung selama 8 hari sejak 10 Januari -18 Januari 2022.

Kiai lulusan umm Al-Qura University Makkah tersebut menyampaikan bahwa dalam upaya menguasai bahasa Arab santri diharuskan memperhatikan 5 keterampilan dasar dalam berbahasa. Kalām dimaksudkan untuk melatih kemampuan berbicara, Istimā’ merupakan latihan mendengar bahasa Arab, Qirā’ah bertujuan guna melatih kelancaran membaca teks berbahasa Arab, Kitābah adalah keterampilan menulis teks berbahasa Arab, sementara Tarjamah ditujukan untuk mengalih bahasakan teks dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia atau sebaliknya.

Baca Juga: Tingkatkan Kemampuan Bahasa, Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Gelar Usbū’ al-Lugah al-‘Arabiyyah

Acara yang bertajuk Malam bahasa Arab atau Lailatul ‘Arabiyah merupakan puncak dari rentetan acara Usbū’ al-Lugah yang mana di dalamnya berisi pengumuman juara dan pemberian apresiasi serta penampilan-penampilan dari para pemenang dalam ajang Pekan Bahasa Arab ini.

Acara yang dihelat di Auditorium TMI Putra ini dihadiri oleh Mudir ‘Aam TMI Al-Amien Prenduan, Ust. H. A. Tijani Syadzili, Lc., Mudir Ma’had TMI Putra, K. Abd Warits, S.Pd.I., dan Ketua Majelis Pertimbangan Organtri, Ust. Rohmadi, S.Sos. serta para Asatidz di Ma’had TMI Putra.

Dalam kesempatan tersebut, Penanggung Jawab acara Usbū’ al-Lugah Ust. Ach. Readi memaparkan tujuan diadakanya acara tahunan ini, yaitu sebagai tolak ukur untuk melihat kemampuan dan kualitas bahasa para santri.

“Tujuan Usbū’ al-Lugah ini untuk mengukur standarisasi kemampuan dan kualitas kebahasaan santri. Dan kami memiliki harapan pasca dilaksanakannya Usbū’ al-Lugah ini menjadi tolak ukur dan menjadi cerminan bagi setiap santri untuk mengembangkan bahasa tidak hanya pada saat tertentu, tetapi dijalani, diterapkan dan dikembangkan secara berkelanjutan,” tutur Penanggung Jawab Usbū’ al-Lugah tersebut. (jar)