TMI – Sabtu (5/7) gemuruh ratusan santriwati Al-Amien (TMI, MTA dan IDIA) terdengar dari lantai bawah mushola Asma lathifah yang terletak di komplek pondok TMI putri Al-Amien Prenduan Sumenep Madura. Berbeda dari hari-hari lainnya, biasanya suasana khusyu’ sholat dhuha dan dentuman ayat suci Al-Quran yan terdengar namun pagi ini sorak sorai tepuk tangan menggema memenuhi bangunan ini
Ratusan mata kini tertuju kagum kepada tamu kehormatan yang namanya sudah tidak asing di telinga para penikmat novel, beliau berdiri kokoh menggetarkan hati para santriwati dengan ribuan kata yang sarat motivasi. Teh Pipit Senja, begitulah beliau biasa dipanggil. Suara tangguw perempuan asal Sumedang ini sangat membahana dan memotivasi para santriwati untuk menulis.
Acara yang mengusung tema “Gerakan Zakat Melalui Goresan Pena” ini bekerja sama dengan dompet dhuafa, sebuah organisasi penghimpun zakat nasioanal. Acara yang dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-quran yang dibacakan oleh salah seorang santriwati kelas V TMI Putri tersebut kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Mudir Aam TMI Al-Amien Prenduan, K. Drs. Suyono Khottob, beliau melontarkan sebuah pertanyaan pilihan kepada para hadirin dengan jawaban berteriak untuk menjadi seorang penulis.
Jawaban ini seolah-olah menjadi lem perekat dengan kata-kata yang disampaikan teh Pipit “berdakwah dengan pena lebih efektif dan menyenangkan, seperti yang saya jalani saat ini.” tutur teh Pipit dengan nada Sunda yang begitu kental.
Kemudian sesi dilanjutkan dengan sesi menulis bebas nan serentak oleh para santriwati. Dengan tempo waktu yang tidak banyak, para santriwati begitu antusias dan semangat ketika diperintahkan untuk menulis apa saja yang dipikirkan mereka saat itu sesuai dengan tema workshop.
Tidak perlu waktu lama, segepok kertas beberapa santriwati telah terkumpulkan dan dikoreksi langsung oleh teh Pipit. Dan akhirnya terpilihlah 5 karya terbaik dari, 3 santriwati TMI Putri dan 2 santriwati MTA yang berhak menerima hadiah berupa buku gratis plus tanda tangan langsung dari teh Pipit.
Acara diakhiri dengan foto bersama sebagai kenang-kenangan bagi beliau serta untuk dokumentasi acara pondok. “Semoga setelah acara ini, akan ada kunjungan-kunjungan dari penulis lain yang semakin memotivasi kami untuk menulis.” Tutur salah satu santriwati kelas V asal Sepulu, Bangkalan.
Merupakan harapan besar, dengan diadakan acara ini dapat memotivasi seluruh santriwati untuk tidak pernah berputus asa untuk menulis, menulis dan menulis. (dh)