TMI – Memasuki rubu’ ketiga tahun ajaran, santri kelas akhir TMI Al-Amien Prenduan sudah tidak mengikuti proses pembelajaran kelas pagi, mereka difokuskan untuk menyelesaikan program-program khusus keniha’iean. Salah satu program santri kelas akhir adalah Khidmah Tarbawiyah. (26/04-04/05/2013) Khidmah Tarbawiyah adalah program di mana santri ditugaskan untuk melaksanakan praktek pengabdian di sebuah pesantren selama beberapa hari.

Program ini, menurut Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, KH. Maktum Jauhari, MA adalah sarana bagi santri-santri TMI untuk mengamalkan ilmunya. “… tidak hanya pandai berteori, tapi benar-benar dapat mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari, saksikan dan yang sudah mereka amalkan di pondok ini,” ujar Kiai Maktum dalam Silaturrahim dan Konsolidasi Pimpinan Lembaga Lokasi Khidmah Tarbawiyah di Aula TMI Putra (25/03/2013).

Lebih dari itu, menurut Kiai Maktum, kegiatan ini merupakan bentuk silaturrahim dan kerjasama antar pesantren. “Wa ta’awanu ‘ala al-birri wa at-taqwa wala ta’awanu ‘ala al-itsmi wal al-‘udwani Mudah-mudahan tidak hanya berhenti di Khidmah Tarbawiyah ini, namun berkelanjutan dalam berbagai bidang,” harap beliau.

Kepada peserta Khidmah Tarbawiyah, Kiai Maktum berpesan, bahwa selain untuk belajar, mereka juga duta-duta pondok yang sedang mengemban tugas dakwah, menjadi penghubung silaturrahim antar pesantren, dan mengabdikan diri sepenuhnya kepada pesantren tempat Khidmah Tarbawiyah.

Senada dengan Kiai Maktum, Wakil Pengasuh Ma’had TMI, KH. Ghozi Mubarok, MA menegaskan. “Kalian akan menjadi pelayan, tapi bukanlah sembarang pelayan. Melainkan pelayan untuk tujuan yang suci, dan pelayan bagi pencari ilmu, demikianlah kalian nanti selama masa khidmah tarbawiyah,” ujar Kiai Ghozi.

Sebelum pelaksanaan khidmah santri kelas akhir mengikuti pembekalan selama 2 hari. Peserta khidmah hanya diperbolehkan untuk membantu dalam urusan administrasi dan manajemen  pendidikan di lembaga yang dimaksud, tidak diperkenankan untuk mengurusi kegiatan-kegiatan di luar pesantren. Karena itu, para peserta ditekankan untuk memahami materi-materi tentang pengelolaan sekolah/pesantren, organisasi sekolah (OSIS), metodologi pengajaran, kegiatan ekstrakurikuler dsb.

Khidmah tarbawiyah dilaksanakan selama 10 hari. Santri putra dibagi menjadi 16 kelompok, dan menempati 16 pondok pesantren di kabupaten Bangkalan. Sedangkan santri putri dibagi menjadi 15 kelompok untuk ditempatkan di 15 pondok pesantren di kabupaten Sumenep. Ma’an Najah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.