
Era global, memudahkan khalayak umum dalam setiap kegiatan, pekerjaan dan kebutuhan. Era yang ditandai dengan maraknya teknologi informasi dan komunikasi, serta terciptanya banyak peluang juga banyak tantangan. Teknologi saat ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari setiap perjalanan kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan, “jika teknologi berhenti maka sebagian besar pekerjaan manusia secara otomatis berhenti.”
Hal demikian terjadi, karena teknologi banyak menjanjikan dan menghadirkan inovasi efesiensi suatu pekerjaan lebih tinggi jika dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya yang dilakukan tanpa melibatkan teknologi. banyak yang bisa kita lihat dan temukan di hadapan kita, bahkan kita menikmati kemudahaan tersebut. Seperti halnya, jual beli online, transaksi pembayaran dan komunikasi jarak jauh. Hal semacam ini menarik setiap individu untuk terus menggali lebih dalam tentang hal teknologi.
AI (Artifical Inteligence) juga merupakan salah satu teknologi yang sedang marak saat ini. AI yang merupakan kecerdasan buatan merujuk pada kemampuan mesin ataupun komputer yang dalam hal ini meniru kecerdasan manusia dalam melakukan berbagai pekerjaan. Bahkan, banyak orang memanfaatkan AI demi memudahkan setiap pekerjaannya. Jika harus memilih antara kemudahan dan kesulitan, maka semua orang akan memilih kemudahan. Karena dengan begitu semua pekerjaan, semua kebutuhan dan semua kegiatan akan lebih terselesaikan dalam waktu singkat.
Memang akan banyak sekali kemudahan, keterjangkauan dan efesiensi dari setiap pekerjaan yang kita lakukan dengan bantuan teknologi. Namun ada yang perlu kita pikirkan sebelum menggunakan dan memanfaatkannya. Apa itu? Sekarang kita memanfaatkan dan mendapati kemudahan, mendapati kesuksesan, mendapati yang kita harapkan, mendapati yang kita butuhkan.
Bagaimana untuk masa yang akan datang?
Mc Kinsey menyebutkan bahwa “Pada tahun 2030, robot akan menggantikan sekitar 800 juta pekerjaan manusia.” Dari laporan tersebut, banyak sekali mendapat tanggapan diantaranya tanggapan dari Jack Ma (pendiri usaha Ali Baba Group). Apa tanggapan beliau? “Pendidikan adalah kunci utama untuk menghadapi satu masalah ini. Jika tidak bisa mengubah sistem pendidikan dan pengajaran saat ini, maka kita tidak bisa memastikan apakah anak cucu kita mampu bersaing dengan robot”.
Jack Ma menegaskan bahwa dunia pendidikan dan orang tua harus mengajarkan hal yang tidak dapat dilakukan oleh robot. Apa itu? Salah satunya adalah mengasah kemampuan sosial anak, seperti nilai-nilai kehidupan, kepercayaan, team work serta kepedulian terhadap orang lain. Karena pada dasarnya robot hanya memberi hal yang instan bukan pada proses.
Sangat memungkinkan bahwa profesi guru dan dosen sebagai penyalur ilmu pengetahuan (transfer knowledge) akan bergeser, digeser oleh tenologi yang semakin canggih. Mahasiswa dan para pelajar bisa mengakses materi yang ingin dikuasai melalui internet kapan pun dan dimanapun, bahkan tanpa bantuan seorang guru atau dosen. Lantas dengan hal semacam ini, apakah profesi guru dan dosen akan menghilang? Jawabannya, tentu tidak. Sekalipun salah satu tugas seorang guru sebagai penyalur ilmu pengetahuan diambil alih oleh robot, teknologi dan kecerdasan buatan, masih ada satu peranan penting yang tidak bisa diambil alih olehnya. Peranan itu adalah proses pendampingan dalam belajar, ketelitian dan kesabaran dalam mengajar, mengapresiasi setiap keberhasilan, serta semangat yang harus ditularkan kepada setiap murid yang diajar (Transfer positive value).
Ada kemungkinan yang lebih besar lagi, bahwa bergesernya profesi tidak hanya akan dirasakan oleh guru ataupun dosen, namun akan banyak profesi-profesi lain yang akan merasakan hal demikian.
