“Mau bagaimanapun kalian menempuh jalan menuju gelar mutafaqqih fiddin, jika tanpa belajar Bahasa Arab secara utuh dan mendalam terlebih dahulu, tentulah ia tidak dapat mencapai tingkatan tersebut (gelar mutafaqqih fiddin). Karena tidak bisa dipungkiri, bahwa semua pakar mufaqqih yang ada sampai saat ini, mereka semua terlahir pula sebagai pakar di bidang ilmu Bahasa Arab.”

–Dr.KH. Ghozi Mubarok Idris, MA.

 Malam tahun baru di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan tidak terlalu dianggap sebagai hal yang baru atau bahkan aneh. Karena suka cita santri pada saat yang sama, tidak tertuju pada adanya perayaan tahun baru kalender masehi saja, melainkan pada terlaksananya kembali acara rutin tahunan bernama festival Bahasa Arab, yang lebih akrab kita (para santri) sebut sebagai Usbu’ul Lughah.

Pembukaan secara resmi Usbu’ul Lughah yang hanya berlangsung selama kurang lebih satu setengah jam itu berjalan penuh khidmat, disambut antusiasme para santri yang cukup signifikan. Hadir pada kesempatan tersebut, staf Kepala Pusat Studi Islam (PUSDILAM) Al-Amien Prenduan, Biro Dakwah,  beserta para mudir sebagai perwakilan dari berbagai cabang lembaga pendidikan yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan 2 dan 4, termasuk Ma’had Banat (putri, red). Turut mendampingi pula dalam acara tahunan tersebut, Wakil Ketua Majlis Riasah sekaligus Rektor IDIA Prenduan Dr. KH. Ghozi Mubarok Idris, MA, dan Bendahara Majlis Riasah, KH. Moh. Khoiri Husni, M.Pd.I.

Dr. KH. Ghozi Mubarok Idris, MA. yang bertugas sebagai pemberi fatwa nasihat sekaligus yang membuka secara resmi acara tahunan tersebut, menegaskan bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa para ahli surga. Bahasa Qur’an, bahasa para ulama’ terdahulu. Tanpa belajar Bahasa Arab, tentu akan menjadi kesulitan bagi kita ke depan untuk mendapat gelar sebagai mutafaqqih fiddin.

“Mau bagaimanapun kalian menempuh jalan menuju gelar mutafaqqih fiddin, jika tanpa belajar Bahasa Arab secara utuh dan mendalam terlebih dahulu, tentulah ia tidak dapat mencapai tingkatan tersebut (gelar mutafaqqih fiddin). Karena tidak bisa dipungkiri, bahwa semua pakar mufaqqih yang ada sampai saat ini, mereka semua terlahir pula sebagai pakar di bidang ilmu Bahasa Arab.” Ungkap beliau tegas, mengundang suasana khidmat di antero masjid.

Acara yang akan berlangsung kurang lebih selama satu minggu itu, berakhir dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh KH. Moh. Khoiri Husni, M.Pd.I, selaku bendahara Majlis Riasah Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, sekaligus sebagai pengasuh Ma’had Tahfid Al-Qur’an (MTA) Al-Amien Prenduan. (Az)  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.