masa-masa ujian adalah masa di mana merupakan suatu kesempatan untuk menghebatkan suasana proses belajar, menghebatkan semangat untuk mencari ilmu dan menguasai materi-materi yang sudah diajarkan di kelas-kelas.

KH. Dr. Ghozi Mubarok Idris

Selasa (27/10) di TMI, menjadi bagian dari detik membahagiakan. Karena selain sebagai hari dimulai ujian akhir pertengahan semester, pada tanggal itu pula merupakan bagian dari rentetan acara akhir pekan, sebelum menghadapi liburan Maulid Nabi yang tentu sudah ditungu-tungu, yang akan berlangsung pada Ahad, 18 November mendatang.

Dalam pembukaan Ujian Lisan (Red, Syafahi), sebagai tahap awal sebelum dilaksanakannya ujian Tulis (Red, Tahriri) Dr. Kh. Ghozi Mubarok Idris, MA, selaku pemberi fatwa nasehat pada acara pembukaan tersebut kembali menghimbau kepada seluruh santri agar senantiasa melanjutkan budaya membaca, sebagaimana belakangan ini telah berjalan. Karenanya, yang menjadi salah satu hal menarik dari adanya suasana ujian ini, ia merupakan masa yang betul-betul menyenangkan untuk dilihat; semua santri membawa buku, semua santri belajar, semua santri seakan-akan tidak memiliki perhatian lain selain membaca, belajar dan belajar. Antri di hammam (Red, kamar mandi) belajar, antri di dapur belajar. Jadi, tidak ada tempat lain untuk memusatkan perhatian selain belajar.

“Di satu sisi ini sangat menggembirakan bagi saya, karena dengan jelas saya melihat betapa semangat untuk betul-betul belajar dan memperoleh ilmu itu terlihat dalam bentuknya yang paling hebat ketika masa-masa ujian ini berlangsung,” ungkap beliau mengapresiasi, sekaligus menghimbau kembali kepada para santri dan semua para penegak disiplin pendidikan di pondok, untuk senantiasa memelihara budaya ini, sehingga ia dapat menjadi bagian dari pemandangan membahagiakan yang rutin kita saksikan di pondok tercinta ini.

“Tetapi para santri sekalian, memang hampir di banyak lembaga pendidikan, di banyak pesantren, hal seperti itu sudah normal terjadi. Antum pernah belajar di sebuah lembaga pendidikan, saya kira masa-masa ujian adalah masa di mana merupakan suatu kesempatan untuk menghebatkan suasana proses belajar, menghebatkan semangat untuk mencari ilmu dan menguasai materi-materi yang sudah diajarkan di kelas-kelas.” Lanjut beliau, mengakhiri fatwa dan nasihat yang disampaikan pada pembukaan Ujian Syafahi tersebut, yang kemudian diakhiri dengan do’a oleh Kh. Abushiri Sholahuddin, sebagai yang mendapatkan tugas memimpin do’a pada kesempatan tersebut. (Az)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.