YRSI- Dalam rangka mencegah penularan bakteri difteri yang sedang merajalela, maka pihak kesehatan mengerahkan 25 tenaga medis dari Puskesmas Pragaan yang dikirim dinas Kesehatan Provinsi (21/03/18).

 Program ini dilaksanakan di seluruh wilayah di Indonesia, karena ini merupakan program pemerintah sebagai tindak lanjut dari adanya kejadian luar biasa, ketika bakteri difteri memakan korban jiwa sebanyak 16 orang.

 Salah satu faktor lainnya seperti yang diucapkan salah satu penyelenggara dari Puskesmas Pragaan Sumenep, Bu Yulianti ; “ini adalah tindak lanjut dari kasus yang terjadi kemarin, dengan tujuan pencegahan bukan pengobatan”, paparnya.

 Namun yang terlihat kemarin, kurangnya antusiasme sebagian santri dan santriwati. Seperti yang terjadi di TMI Putri, sebagian santriwati ada yang menangis histeris, memeluk wali kelasnya, hingga berlarian kabur sepeti yang dilakukan anak kecil.

Prilaku para santri ini cukup beralasan karena beredarnya kabar vaksin palsu di media sosial.

“Gak mungkin kalo program kaya gini. Vaksin yang kami gunakan asli dikirim dari Jakarta dalam suhu 800’c yang tetap terjaga,” ujar Bapak Imam Muttaqien selaku Dinas Kesehatan Kabupaten yang memantau jalannya program.

Bapak Suradi selaku Dinas Kesehatan Provinsi juga berpendapat bahwa “Vaksin palsu itu terjadi di provinsi Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Sedangkan di Jawa Timur sendiri saya tidak menemukan meski saya sudah keliling ke setiap apotik yang menyediakan, dan tujuan dari vaksin ini seperti yang di Negara Arab Saudi dengan analogi mencegah kematian,” dalam wawancara singkat di TKP bersama wartawan Al-Amien Pos. яндекс

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.