Lingkungan hidup merupakan tempat kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Al-Qur’an mengajarkan hubungan erat antara manusia dan pelestarian lingkungan, ibarat tubuh manusia dengan bagian-bagiannya yang saling membutuhkan satu sama lain. Jika salah satu bagian tubuh mengalami kerusakan, maka anggota tubuh lainnya juga akan ikut terganggu. Contohnya, jika jantung mengalami gangguan, maka organ tubuh lainnya juga akan ikut terganggu.

Banyak sekali ayat dalam Al-Qur’an yang menyebutkan tentang lingkungan hidup, seperti perintah untuk memelihara kelestarian dan keasriannya, serta larangan membuat kerusakan dalam bentuk apa pun—baik berupa kejahatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun makhluk hidup di sekitarnya.

Lingkungan hidup diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri. Dengan adanya lingkungan yang sehat, bersih, nyaman, rapi, dan seimbang, suasana hidup manusia akan menjadi aman, tenteram, dan damai. Manusia tidak bisa hidup dalam lingkungan yang tidak sehat dan tercemar karena hal itu akan memengaruhi kehidupan mereka dan menjadikannya tidak berjalan secara normal.

Salah satu kebutuhan dasar manusia untuk kelangsungan hidup adalah air bersih, udara bersih, oksigen yang cukup, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan komponen lainnya yang ada di alam semesta ini. Kebutuhan manusia akan lingkungan hidup adalah hal yang utama. Upaya menjaga dan memelihara lingkungan hidup dalam Islam merupakan perbuatan terpuji.

Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan dan tidak merusak apa pun yang telah diciptakan Allah SWT. Merusak lingkungan hidup merupakan perbuatan tercela dan hanya akan merugikan diri sendiri serta orang-orang di sekitar kita. Contohnya, membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan lingkungan agar tidak terjadi banjir bandang, melakukan reboisasi atau penanaman dan penghijauan kembali hutan yang gundul, serta menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuhan.

Al-Qur’an mengajarkan kepada manusia untuk senantiasa menjaga dan mengelola kelestarian lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya. Selama apa yang dilakukan manusia tidak bertentangan dengan aturan dan hukum, serta tidak menimbulkan kerugian bagi lingkungan, maka hal itu dianggap sebagai amal ibadah yang bermutu.

Peran manusia di bumi adalah sebagai pemimpin yang bertugas mengatur dan mengelola keadaan bumi sebagai sumber kehidupannya. Hal ini dimulai dengan menjaga dan merawat lingkungan hidup, misalnya dengan menanam tumbuh-tumbuhan untuk diambil daunnya sebagai makanan ternak dan kerajinan tangan, buahnya untuk dikonsumsi, bunganya sebagai hiasan atau karangan bunga, batangnya untuk dijadikan kayu bangunan, dan masih banyak manfaat lainnya dari lingkungan hidup. Jika kita menjaga dan melestarikan lingkungan dengan baik, maka “nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?” Oleh karena itu, patutlah bagi kita untuk bersyukur atas segala hal yang telah Tuhan berikan.

Akan tetapi, terkadang manusia kurang menyadari pentingnya lingkungan hidup yang telah Tuhan ciptakan. Bahkan, mereka bersikap tamak dan merasa kurang dengan nikmat yang telah diberikan. Akibatnya, mereka dengan mudah membuat kerusakan di muka bumi dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan materi lebih, termasuk dengan merusak alam dan ekosistemnya.

Di antaranya adalah membuang sampah sembarangan yang dapat menimbulkan banjir, serta pembuangan limbah industri ke sungai yang menyebabkan pencemaran air dan kematian ekosistem laut. Allah SWT sendiri telah melarang hamba-Nya melakukan kerusakan di bumi karena hal itu akan menimbulkan kerugian besar bagi diri mereka sendiri dan lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam QS. Ar-Rum ayat 41:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Ayat ini menjelaskan tentang kerusakan yang ada di darat dan di laut karena ulah dari perbuatan tangan mereka sendiri dan hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan untuk berbuat kerusakan. Padahal sudah jelas dalam ayat ini bahwa terdapat peringatan kepada orang-orang sebelum mereka yang akan di azab karena perbuatan mereka yang membuat kerusakan di darat dan di laut.

Dengan demikian ayat ini memberikan pelajaran kepada kita agar senantiasa untuk tetap menjaga kelestarian dan keasrian lingkungan. Hubungan manusia dan lingkungannya sangatlah erat kaitannya. Karena manusia tanpa lingkungan bukan apa-apa dan lingkungan tanpa manusia tiada artinya. Oleh karena itu lingkungan hidup merupakan hal yang paling penting bagi keberlangsungan hidup manusia.