Tema kita kali ini adalah tentang cinta dan percaya. Cinta -sebuah perasaan yang tak terpisahkan dari kehidupan setiap individu, ungkapan emosi yang kuat, lahir dari perasaan positif dan baik dalam diri seseorang-. Mencintai berarti juga mempercayai dengan apa yang dicintai.
Pertanyaannya, bagaimana seseorang bisa mulai cinta dan percaya? Jawabannya yang paling mendasar adalah terletak pada proses mengenal. Mengenal bukan hanya sekadar mengetahui nama atau wajah, tetapi memahami dan meresapi kehadiran seseorang atau sesuatu di dalamnya dalam kehidupan kita. Melalui pengenalan inilah, kita membuka pintu hati untuk merasakan, menerima, dan akhirnya mencintai dan mempercayai.
Proses mengenal ini melibatkan waktu, interaksi, dan pengalaman bersama. Dari percakapan yang mendalam, dari kebersamaan yang hangat, dari memahami kekuatan dan kelemahan, dari itulah benih-benih cinta mulai tumbuh. Saat kita mengenal lebih dalam, kita mulai melihat keindahan di balik setiap keunikan, dan itulah awal mula dari cinta sekaligus percaya.
Terdapat sebuah kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan pada awal tahun ajaran di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Kegiatan ini dikenal dengan nama “Kuliah Umum Kepondokan (KUK) dan Pekan Perkenalan dan Orientasi (Perlantasi)”. Dalam acara ini, para santri diajak untuk mengenal lebih dalam tentang Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, khususnya TMI Al-Amien Prenduan.
Selama kegiatan ini, ada beberapa target yang ingin dicapai. Pertama, santri “mengenal secara kaffah” profil Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan dan Ma’had TMI Al-Amien Prenduan. (Sejarah, sistem, program pendidikan, SDM, pengakuan terhadap lembaga, keunggulan lembaga, dll). Kedua, santri “bertambah kepercayaannya” terhadap Pondok (Kiai, guru, sistem, program, muallim, dll). Ketiga, santri “bertambah kebanggaannya” terhadap Pondok. (Bangga menjadi santri Al-Amien. Bangga menjadi santri TMI). Keempat, santri “bertambah motivasi dan komitmennya” dalam beribadah, belajar, berlatih, dan berprestasi.
“Tak kenal maka tak sayang,” demikian pepatah mengatakan. Mengenal tidak hanya sekadar mengetahui, tetapi menyelami lebih dalam Pondok Pesantren TMI Al-Amien Prenduan. Bagaimana caranya?. Melalui kegiatan ini, santri didorong untuk benar-benar memahami lingkungan dan sistem di TMI Al-Amien Prenduan. Mereka diajak untuk menjawab pertanyaan pertanyaan mendasar seperti: Apa itu TMI Al-Amien Prenduan? Siapa saja yang berperan di dalamnya? Kapan dan di mana pondok ini berdiri?. Santri juga akan mendalami kurikulum yang diterapkan, memahami sistem pendidikan yang unik, dan mengeksplorasi berbagai aspek lainnya. Inilah bentuk pengenalan yang diharapkan—pengenalan yang mendalam dan menyeluruh.
Dengan doktrin yang diberikan kepada setiap santri, harapannya mereka akan benar-benar
mengenal pondok pesantren ini, dan dari pengenalan yang mendalam itulah tumbuh rasa sayang
yang kuat. Melalui pemahaman dan pengenalan yang utuh, santri akan lebih mencintai pondoknya,
menjadikannya bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup dan pendidikan mereka.
Melalui proses pengenalan yang mendalam dan interaksi yang bermakna, diharapkan rasa
percaya para santri terhadap pondok akan tumbuh dengan alami. Dari kepercayaan ini, kemudian
akan berkembang rasa cinta yang tulus, yang pada akhirnya menumbuhkan rasa memiliki yang
kuat dalam diri mereka. Santri akan merasa pondok pesantren sebagai bagian penting dari hidup
mereka, bukan hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai rumah kedua yang mereka cintai
dan hargai. Kyai dan para guru sebagai orang tua yang mereka hormati dan ta’ati serta para
pengurus sebagai kakak tertua yang mengayomi mereka dan yang diteladani oleh adek-adeknya.
Dalam kegiatan ini, terdapat momen penting di mana para santri dikenalkan oleh para instruktur dengan para pendiri pondok dan semangat para alumninya. Fokus utama mencapai titik kebanggaan terhadap pondok pesantren Al-Amien Prenduan. Bagaimana caranya?
Santri diajak untuk memahami perjuangan dan dedikasi para pendiri Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, serta mengenal semangat dan kesuksesan para alumninya. Dengan harapan para santri akan terinspirasi dan termotivasi. Mereka akan melihat contoh nyata dari keberhasilan yang lahir dari semangat dan dedikasi para alumninya, yang pada akhirnya menumbuhkan semangat dalam diri mereka untuk menjalani kehidupan di lingkungan pesantren, keluarga, dan masyarakat dengan penuh antusiasme dan tekad yang kuat. Bersamaan dengan harapan agar santri merasa lebih dekat dan memiliki keterikatan emosional yang mendalam dengan pondok pesantren serta menambah rasa kebanggan mereka terhadap pondok pesantren Al-Amien Prenduan.
Tak lupa, para instruktur dalam kegiatan ini juga menyampaikan berbagai bekal penting kepada para santri. Bagaimana kunci sukses kehidupan seorang santri di pondok pesantren. kemudian mereka diajarkan tentang pentingnya disiplin dan budaya hidup yang seharusnya melekat dalam keseharian seorang santri.
Instruktur menekankan bahwa disiplin, kerja keras, dan kesungguhan hati adalah pilar utama dalam meraih kesuksesan. Selain itu, budaya hidup yang mencerminkan nilai-nilai keislaman dan etika yang baik harus senantiasa diterapkan. Hal ini bertujuan untuk memberi semangat dan motivasi kepada para santri dalam menjalani keseharian mereka sebagai santri yang baik dan berprestasi. Dengan harapan, para santri selalu menjalankan 4B: Beribadah, Belajar, Berlatih, dan Berprestasi. Setiap hari, mereka didorong untuk memperkokoh ibadah mereka, memperdalam ilmu melalui belajar, mengasah keterampilan melalui berlatih, dan akhirnya, berprestasi dalam berbagai bidang. Dengan menerapkan 4B ini, diharapkan para santri akan menjadi individu yang unggul, baik dalam aspek spiritual, intelektual, maupun keterampilan.
“Mengenali kemudian Mencintai dan Mempercayai”