Sekilas Harapan

Batin terikat di padang panas

Menyuarai tarian serunai

Kisah sang bambu yang selalu diingat

Dan bejatnya fatamorgana yang menipu

Harapan terakhir bangsa

Bendera yang mempunyai dua makna

Berani lagi nan suci

Suara lonceng terus bergejolak di hati

Akankah regenerasi ini bisa meneruskan kelak

Bibit-bibit unggul yang menjadi panutan bangsa

Atau apakah arsip-arsip lama yang usang

Akan sirna?

Kepala-kepala yang berada di bawah mimbar kekuasaan

Apakah akan terus menjadi boneka

Di manakah harapan itu?

Memejamkan bakti yang ingin menyuarakan

pro-kontra terjadi di mana-mana

Pondasi ini akankah bisa menjadi bianglala

Yang selalu ditunggu-tunggu kedatangannya

Bangsa yang sudah kelabu

Akankah menjadi seperti dulu

*Puisi ini adalah puisi Walid Putra Assyafii, kelas III C asal Bangkalan, yang meraih Juara 1 Cipta Puisi tingkat SD & SMP se-Madura.

Sajak Pahlawan

Angin hantar nyanyi serunai

Mengalir air

Dari ufuk ke ufuk

Harapan

Lonceng berdentang

Bendera berkibar

Bambu dihunuskan

Batin berseru

Maju!

Biarlah berlalu

Hingga jarum jam berhenti menjelajah waktu

Bebas digenggam angan-angan

Kandung dan lahirkan

Bait-bait permata

Dalam kehidupan

Semoga

Hilang bunga di taman bakti

Tak terulang kembali

Semerbak aroma kencur

Bermekaran sana-sini

Membawa apa yang diharapkan

Untuk bangsa dan negara

*Puisi ini adalah puisi Habib Mawardika, kelas III Int A asal Serdang Bedagai, yang meraih Juara 1 Cipta Puisi tingkat SMA & Umum se-Madura.

Bendera Suci

Agresimu di ranjang mengejutkanku

Dengan gayamu beraksi dalam pintasan pikiranmu

Tapi ini baru saja permulaan dariku

Kamar ini akan menjadi medan penuh guncangan hebat

Dengan sajian makanan dan minuman, serambi yang merdu

Atap rumah, akan kutancapkan jimat kebanggan

Pintu masuk telah kuhias dengan bambu kemenangan

Pertarungan kita tidak akan usai dalam kamar

Masih ada batin yang berbakti pada jiwa dan raga

Tengah dini hari

Lonceng rumah berbunyi

Serunai mulai berhenti

Dengan ini pertempuran kita telah usai

Serahkan dirimu saja

Dan berbakti kepadaku

Kenyamanan akan selalu menyertaimu

Bakti, hormat pada diriku

Bendera suci

*Puisi ini adalah puisi Are Timur Daya, kelas V IPSI B asal Tangerang, yang meraih Juara 3 Cipta Puisi tingkat SMA & Umum se-Madura.