Percayalah, Ibu
Ketika dunia menolakmu
Dengan begitu hebat
Masih ada aku
Yang menggenggam jemarimu
Dengan kuat
Percayalah, Ibu
Aku tercipta
Untuk melengkapi
Narasi hidupmu
03/06/2022
————————-
Awal
Kami adalah awal
Dari segala yang akan
Sampai pada akhir
Dari sebuah cerita
Yang terukir takdir
Pemula sepertiku
Hanya pantas diam
Bahkan diam pun
Aku merasa tak pantas
Bangkit!
Temui aku
Karena di situ
Ragaku menunggu
04/06/2022
————————-
Bertemu
Pagi ini aku sempat bertemu
Sekadar melempar pandang
Sekejap. Sekejap.
Lalu kembali menganyam
Detik-detik jam
Dengan kesibukan
Aku ingin menikam waktu
Agar semua yang berlalu
Tak sekadar jalar benalu
05/06/2022
————————-
Pintu
Kita punya pintu
Yang terpasang
Pada diri setiap orang
Kapan saja, bisa kita ketuk
Jika tak ada jawab
Jangan lantas mengutuk
07/06/2022
————————-
Ilalang
Hai, rumput kecil
Kau sangka aku tak melihat
Bagaimana kau merambat
Malang betul, nasibmu
Sudah kecil, terinjak pula
Kawanmu, di seberang itu
Lebih beruntung darimu
Anggun tubuhnya
Bergoyang berdansa
Menjabat tangan angin
Melepas segala ingin
07/06/2022
————————-
Bolehkah
Aku diam dalam deru angin yang ricuh
Takut-takut jika nanti kau buatku rapuh
Tanpa sedikit rasa keluh dan aduh
Seakan yakin, aku tak akan jatuh
Pada angin yang pernah kudiami
Kau tak kunjung berhenti
Mengalahkan perkara hati
Yang belum sempat terobati
07/06/2022
————————-
Hujan Bulan Juni
Tak ingin kuanggap itu hujan
Tapi basah,
bagaimana?
Tak ingin kuanggap itu petir
Tapi mengguruh,
bagaimana?
Layaknya sekelebat imajinasi
Ia terkurung dalam tatanan rapi ilusi
Berpendar mencari, ke sana ke mari
Buntu.
Ia hanya mampu menatap
Hujan itu berlari
Mungkin ia lupa, tempatnya kini
menapakkan kaki
Di bumi, pada bulan Juni
Ia mengenang hujan
dalam puisi
28/06/2022