Pernahkah terpikir oleh kita arti dari sebuah pengabdian? Di berbagai kondisi dan situasi banyak sekali kita mengklaim bahwasanya kita telah mengabdi dengan baik saat ini. Bahkan lebih dari itu, kita sering kali pula mengatasnamakan pengabdian untuk mencapai suatu tujuan dan kata “pengabdian” hanya dijadikan sebagai ucapan legitimatif terhadap sebuah kepentingan.

Pertanyaan yang muncul dari diri saya pribadi adalah bagaimana kita memahami makna dari pengabdian yang sesungguhnya.?

Saya pernah mendengarkan sebuah dawuh dari KH. Dr. Ghozi Mubarok, MA, beliau bilang seperti ini, “Al-‘ilmu bit ta’allumi, kalau kita ingin mendapatkan sebuah ilmu itu ya kita harus belajar,  al-barokatu bil Khidmati, barokahnya ilmu itu dengan hikmah/mengabdi, wan naf’u bin-nasyari dan manfaatnya ilmu itu dengan menyebarkannya.” Dari kalam beliau, bisa kita ambil kesimpulan yaitu pengabdian itu adalah ketika kita memberikan lebih dari sekedar untuk kebutuhan kita sendiri dengan apa yang kita mampu tanpa bermaksud pamrih kecuali memberi manfaat untuk orang lain dan lingkungannya, agar mendapatkan ridha dari Allah Sang Pencipta.

Makna pengabdian tidaklah sulit untuk dimengerti bagi kita, apalagi untuk diamalkan. Pengabdian akan mudah kita mengerti dan mudah pula kita amalkan apabila kita paham bahwa pengabdian hanya kepada Allah. Pengabdian seorang manusia kepada Allah SWT adalah pengisian hidup dengan semua kebaikan yang dirumuskan oleh Sang Pencipta sebagaimana yang tertuang dalam ajaran yang kita yakini. Kesadaran inilah yang dapat memperkuat semangat penghambaan kepada Sang Pencipta dalam jiwa manusia.

Jika kita seorang Ustadz atau guru, maka mengabdilah sebagai orang yang memberi asupan ilmu, yang ikhlas kepada santrinya, dan jika dibebani sebuah amanah lakukan dengan semaksimal mungkin. Percayalah di setiap apa yang baik kita berikan kepada santri kita, itu adalah sebuah bekal yang baik buat kita suatu saat nanti.

Maknanya pengabdian yang hakiki tidak pernah berbicara tentang apa yang didapatkan dari kepercayaan dan amanah melainkan pengabdian yang hakiki adalah berusaha untuk memberikan lebih atas kepercayaan dan amanah yang dipikul tanpa berpikir sedikitpun untuk mendapatkan keuntungan dari pengabdian tersebut sebelum semua amanah terbayarkan.

Inilah makna pengabdian yang sesungguhnya bagi kita yakni memberikan seluruh jiwa dan raga hanya untuk kepentingan agama, pondok, bangsa dan negara serta masyarakat tanpa sedikitpun berharap atas apa yang didapatkan atas pengabdiannya. sebab imbalan dari pengabdian itu pasti akan ada dan yang lebih berharga lagi imbalan dari ALLAH SWT atas keikhlasan dari pengabdian kita. Jika sekarang kita masih sering memikirkan diri sendiri maka duduklah dengan tenang, renungi dan maknai arti dari pengabdian, sehingga kita akan tersadar makna sesungguhnya dari “sebaik baiknya manusia adalah manusia yang memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain.”

2 thoughts on “Mengemudi dalam Pengabdian

  1. Pingback: TMI Al-Amien Prenduan Kembali Mengadakan Acara TMI Bershalawat | TMI Al-Amien Prenduan

  2. Pingback: Kuncinya Istiqomah dan Konsisten | TMI Al-Amien Prenduan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.