Al-Amien Prenduan, TMI. Usai diberikan pembekalan materi pada rabu lalu (22/12), Ma’had TMI Al-Amien Prenduan secara resmi dan serentak melepas 479 santri/wati kelas akhir untuk melaksanakan salah satu program penting ke-nihai-an, yakni studi ekonomi ke beberapa sektor perusahaan terkemuka Madura khususnya wilayah Kabupaten Sumenep dan Pamekasan.
Kafilah studi yang tergabung dalam 8 rombongan itu, terbagi menjadi 42 kelompok bis mini, dengan rute kunjungan yang ditentukan secara random. Diantara objek kunjungan kafilah studi yang dipilih ialah beberapa sentra batik tulis wilayah kabupaten Sumenep seperti Batik Kharisma milik H. Lutfi, Batik Melati milik Pak Ahmad Zaini, hingga Sentra batik terkemuka Al-Abrokah milik Ibu Rofikoh yang terletak di Pekandangan Barat-Sumenep, selain beberapa destinasi kuliner rumahan yang cukup terkenal, seperti Pabrik Keripik Paru milik Ibu Alim Karangpanasan-Sumenep, hingga perusahaan catering milik Pak Rendra yang terletak di Jambu Lenteng-Sumenep, dan masih banyak lagi perusahaan terkemuka lainnya yang terletak di kota keris tersebut.
Diantara tujuan dilaksanakannya program studi ekonomi ini ialah, agar santri kelas akhir TMI dapat meyaksikan secara langsung bagaimana proses pengelolaan aset dan pengolahan bahan di sekitar kita, menggunakan daya kreativitas dan potensi yang sudah tertanam dalam diri masing-masing santri sehingga menghasilkan produk yang bernilai untuk jadikan bahan usaha dan bisnis (enterpreneurship).
Hal demikian senada adanya dengan apa yang disampaikan oleh K. Abd. Warits, Mudir Ma’had TMI Putra dalam kesempatan pembekalan yang dilaksanakan secara singkat sebelum pemberangkatan kafilah-kafilah studi ekonomi di depan Gd. Auditorium TMI Putra, kamis lalu (23/12).
Selain sektor ekonomi berbasis kesenian dan kuliner tersebut, diantara objek kunjungan studi yang cukup menarik ialah wisata Boekit Tinggi yang terletak di perbukitan Kecamatan Lenteng, Sumenep. Mengenai tempat ini, Mudiuddin, selaku salah satu pendamping rombongan menuturkan bahwa, “di sini kami dan para santri Niha’ie dapat mempelajari bagaimana proses pengelolaan lahan non-produktif menjadi desatinasi wisata yang menarik dan menjanjikan kepuasan pengunjungnya,” tutur guru pengabdian berdomisili Sampang itu dalam sebuah unggahan story WhatsApp-nya. (AZ)
Pingback: RTI; Kenalkan Unit Usaha Koppontren Kepada Santri Kelas Akhir TMI | TMI Al-Amien Prenduan